KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kita panjatkan ke hadirat Allah
SWT, karena atas rahmat dan karunia Nya kita berada dalam keadaan sehat
wal’afiat dan mendapat kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini.
Dalam pembuatan makalah penulis banyak mendapatkan
hambatan dan kesulitan, waktu, tempat, dan dana.Tetapi karena bantuan dan saran
dari berbagai pihak terutama kelompok, akhirnya kami sebagai penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Maka dalam kesempatan ini, kami menyampaikan rasa
hormat dan terima kasih kepada:
1. Bapak Yulianto,S.Kep.Ns.M.Kes selaku ketua STIKES “Dian Husada”
Mojokerto.
2. Bapak Eka Prasetya, Mpd selaku dosen pengajar STIKES “Dian Husada”
Mojokerto.
3. Seluruh staf pengajar AKBID Dian Husada Mojokerto yang telah
memberikakan ilmunya kepada kami.
4. Kepada teman kami yang selalu memberikan dukungan dan bantuannya
pada kami dalam pembuatan makalah.
Dengan iringan doa semoga amal baik yang telah diberikan kepada kami
mendapat balasan yang baik dari ALLAH SWT. Akhir kata semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami selaku penulis dan pembaca pada umumnya.
Mojokerto,
19 Oktober 2009
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................... .............................................. ii
Daftar Isi..................................................................... .............................................. iii
BAB I PENDAHULUAN...................................... .............................................. 1
1.1.. Latar belakang........................................ .............................................. 1
1.3.. Tujuan Penulisan..................................... .............................................. 2
BAB II PEMBAHASAN......................................... .............................................. 3
2.1.. Pengertian Reproduksi............................ .............................................. 3
2.2.. Organ Reproduksi Laki-Laki.................. …………………………….. 4
2.3 . Hormon Laki-laki.................................... .............................................. 12
BAB III PENUTUP 13
3.1 Simpulan................................................. ............................................. 13
3.2 Saran....................................................... ............................................. 15 Daftar
Pustaka... ........................................................................ iv
DAFTAR PUSTAKA
1. Gary F Cunningham, etc. 2005. "
Obstetri Williams ". Jakarta : EGC.
2. S. A Goeslan. 1990. " Ilmu Kebidanan
". Jakarta : Balai Pustaka.
3. Farrer Helen. 1999. " Perawatan
Maternitas ". Jakarta : EGC.
4. Henderson, Christine. 2005. " Konsep
Kebidanan ". Jakarta : EGC.
5. Salmah, etc. 2006. " Asuhan Kebidanan
Antenatal ". Jakarta : EGC.
6. http://www.kompas.co.id/ver1/Kesehat.../17/085333.htm.
Penulis : Evy Rachmawati. " Keajaiban dari Darah Tali Pusat ".
7. Tabloid
Ibu Anak. " Mother And Baby ". Update : Monday, 07 Feb 2005 Pukul
14:10:00 WIB.
8. Bari
Abdul Saifuddin, Noroyono Wibowo. 2008. ” Plasenta, Tali Pusat, Selaput Janin
dan Cairan Amnion ". Kuliah Obstetri Ginekologi. Jakarta : FKUI.
9. Mochtar Rustam. 1998. " Sinopsis
Obsetri ". Jakarta : EGC.
10. Verralls Sylvia. 1997. " Anatomi &
Fisiologi Terapan dalam Kebidanan ". Jakarta :EGC.
BAB
I
PENDAHULUAN
I.I Latar
Belakang
Promosi
kesehatan ibu nifas adalah upaya untuk
mempromosikan kesehatan setelah masa persalinan untuk mencegah satu terjadinya
komplikasi.Msa nifas atau puerperium dimulai setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.Masa
nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
I.2 Tujuan
- Memberikan konseling pada ibu
atau salah satu anggota keluarga bagaimana untuk mencegah perdarahan masa nifas
-melakukan hubungan antara ibu dan BBL
- menjaga bayi tetap sehat dengan
cara mencegah hipotermia
- Dan mencegah terjadinya
komplikasi-komplikasi.
BAB
II
PROMOSI
KESEHATAN PADA IBU NIFAS
A.DEFINISI
Nifas adalah masa pulih kembali,mulai dari
persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil,
lamanya 6-8 minggu
(synopsis obstetric,hal 115)
Masa sesudah persalinan yang diperlukan
untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu.
(obsteatri fisiologis, hal 315)
Masa yang dimulai setelah partus
selesai,dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu,akan tetapi seluruh alat
genital baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan.
(ilmu kebidanan,1999,hal237)
Masa yang dimulai setelah kehamilan placenta
dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil dan
berlangsung kira-kira 6 minggu.
(pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal,2002,hal-122)
2.1 Tahapan masa nifas
1.
Puerperium dini
Yaitu kepulihan dimana ibu telah
diperbolehkan berdiri dan berjalan,dalam agama islam dianggap telah bersih dan
boleh bekerja setelah 40 hari.
2.
Peurperium intermedial
Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat
genital yang lamanya 6-8 minggu.
3 remote puerperium
Adalah waktu yang diperlukan
untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan
mempunyai komplikasi.Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-munggu atau
tahunan.
Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan
fisiologi, yaitu :
1.
Perubahan fisik
2.
Involusi uterus
Setelah plasenta lahir uterus
merupakan alat yang keras karena kontraksi dan retraksi otot-otot involusi
terjadi karena masing-masing sel menjadi kecil karena sitoplasma yang
berlebihan dibuang. Involusi disebabkan karena autolysis yaitu pecahnya zat
protein dinding rahim yang diabsorbsi dan dibuang menjadi urine. Pelepasan
plasenta dan selaput janin serta dinding rahim terjadi pada stratum spongiosum
bagian atas setelah 2-3 hari tampak bahwa lapisan atas stratum spongiosum yang
tinggi menjadi nekrotis, sedangkan lapisan bawahnya yang berhubungan dengan
otot terpelihara dengan baik.
Bagian yang nekrotis mengeluarkan
lochea, sedangkan lapisan yang masih sehat menghasilkan endometrium yang baru.
Epitel baru terjadi karena
proliferasi sel-sel kelenjar, sedangkan stroma baru terbentuk dari jaringan
ikat yang ada diantara kelenjar-kelenjar. Epitelasi berlangsung selama 10 hari
kecuali pada implantasi plasenta memakan waktu 3 minggu.
Tonus otot uterus dipelihara oleh
control persyarafan dan dapat dirangsang dengan massase / rangsangan putting
susu.
Tabel Tinggi Fundus Uteri dan Berat
Uterus menurut Masa Involusi
Involusi
|
Tinggi Fundus Uteri
|
Berat Uterus
|
Bayi lahir
Uri lahir
1 minggu
2 minggu
6 minggu
8 minggu
|
Setinggi pusat
2-3 jari bawah pusat
Pertengahan pst-sympysis
Tidak teraba diatas syimpysis
Bertambah kecil
Sebesar ukuran normal
|
1000 gram
750 gram
500 gram
350 gram
50 gram
30 gram
|
3.
Involusi Tempat Plasenta
Setelah persalinan plasenta mengecil
karena adanya kontraksi dan menonjol ke kavum uteri dengan diameter 7,5 cm.
Setelah 2 minggu menjadi 3-4 cm dan minggu ke 6 1-2 cm dan akhirnya pulih.
Penyembuhan luka plasenta khas sekali karena pertumbuhan endometrium di pinggir
luka dan juga sisa-sisa kelenjar pada dasar luka.
4.
Perubahan Pembuluh Darah Rahim
Dalam kehamilan, uterus mempunyai
banyak pembuluh-pembuluh darah yang besar, tetapi pada persalinan tidak
diperlukan lagi, maka arteri akan mengecil lagi pada masa nifas.
5.
Perubahan Pada Serviks Dan
Vagina
Setelah persalinan bentuk serviks
agak menganga seperti corong berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak,
kadang –kadang terdapat perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi lahir ostium
uteri externum dapat dilalui 2-3 jari dan pada akhir minggu pertama hanya dapat
dilalui 1 jari saja. Vagina yang sangat diregang waktu persalinan, lambat laun
mencapai ukuran-ukurannya yang normal pada minggu ke 3 post partum rugae mulai
tampak kembali.
6.
Ligament-Ligament
Ligament-ligament dan diafragma
pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir secara
berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali, sehingga tidak jarang uterus
jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi, karena ligament rotundum menjadi
kendor setelah persalinan, kebiasaan wanita Indonesia melakukan berurut dimana
sewaktu diurut tekanan infra abdomen bertambah tinggi , karena setelah
melahirkan ligament fasia dan jaringan penunjang menjadi kendor. Jika dilakukan
urut banyak wanita akan mengeluh “ kandungannya turun “ untuk memulihkannya
kembali sebaiknya melakukan latihan-latihan dan gymnastic pasca persalinan.
7.
After Paints (Mules-Mules)
Kontraksi uterus setelah persalinan
sangat menganggu selama 2-3 hari post partum. After paints lebih terasa bila
wanita tersebut menyusui. Perasaan sakit timbul bila masih ada sisa plasenta,
sisa selaput ketuban atau gumpalan darah dalam kavum uteri.
8.
Pengeluaran Lochea
Lochea adalah secret yang berasal
dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas. Lochea tidak lain dari pada
secret luka yang berasal dari luka dalam rahim terutama luka plasenta. Sifat
lochea berubah seperti secret luka berubah menurut tingkat penyembuhan luka.
a.
Lochea Rubra
-
Waktu keluarnya pada saat 2
hari post partum
-
Konsistensi cair
-
Warnanya merah
-
Baunya biasa atau khas
-
Berisi darah segar dan
sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua verniks caseosa, lanugo dan
mekonium.
b.
Lochea Sanguinolenta
-
Waktu keluarnya pada 3-7 hari
post partum
-
Konsistensinya lebih kental dan
bercampur lendir
-
Warna cokelat
-
Baunya biasa dan khas
c.
Lochea Serosa
-
Waktu keluarnya pada 7-14 hari
post partum
-
Konsistensinya cair dan tidak
bercampur darah
-
Warnanya kuning
-
Baunya khas atau biasa
d.
Lochea Alba
-
Waktu keluarnya pada saat lebih
dari 14 hari post partum
-
Konsistensinya kental dan
hampir seperti albus
-
Warnanya putih karena banyaknya
leukosit didalamnya
e.
Lochea Purulenta (lochea
abnormal)
-
Waktu keluarnya jika terjadi
infeksi
-
Konsistensinya kental dan
bercampur nanah
-
Warna kehijau-hijauan
-
Baunya luar biasa / busuk,
menandakan adanya infeksi
f.
Lochiostasis
-
Lochea tidak lancar keluarnya
Jika lochea
tetap berwarna setelah 2 minggu ada kemungkinan tertinggalnya sisa plasenta
atau karena involusi yang kurang sempurna, yang sering disebabkan retrofleksio
uteri.
9.
Perubahan Psilososial Ibu Nifas
Rubin melihat beberapa tahap fase
aktifitas penting sebelum menjadi seorang ibu, yaitu :
1.
Taking – In
-
Periode ini terjadi 1-2 hari
sesudah melahirkan.
-
Perhatian ibu tertuju pada
tubuhnya.
-
Ibu mengulanga-ulang
pengalamannya waktu bersalin.
-
Mencegah gangguan tidur,
pusing, iritabel, interferance dengan
pengembalian ke keadaan normal.
-
Peningkatan nutrisi.
2.
Taking Hold
-
Periode ini berlangsung 2-4
hari post partum.
-
Ibu lebih memfokuskan
perhatiannya untuk menjadi orang yang sukses dan meningkatkan tanggung jawab
terhadap bayinya.
-
Ibu berkonsentrasi pada
pengontrolan fungsi tubuhnya seperti BAB, BAK, kekuatan dan ketahanan tubuhnya.
-
Ibu berusaha keras untuk
menguasai tentang ketrampilan perawatan bayi. Misalnya : Menggendong, menyusui,
memandikan, dan memasang popok.
3.
Letting Go
-
Periode ini biasanya terjadi
setelah ibu pulang ke rumah, dan sangat berpengaruh terhadap waktu dan
perhatian yang diberikan oleh keluarga.
-
Ibu mengambil tanggung jawab
terhadap perawatan bayi.
-
Ibu harus beradaptasi dengan
keadaan bayi yang sangat bergantung.
-
Depresi post partum biasanya
terjadi pada periode ini.
2.2 Depresi
Post Partum
Banyak ibu yang mengalami perasaan Let-Down setelah melahirkan
sehubungan dengan seriusnya pengalaman waktu melahirkan dan keraguan akan
kemampuan untuk mengatasi secara efektif dalam membesarkan anak.
1.
Umumnya depresi ini sedang dan
mudah, dimulai 2-3 hari setalah melahirkan dan dapat diatasi 1-2 minggu
kemudian.
2.
Jarang yang menjadi psikologis
post partum atau menjadi patologis.
Pengkajian Pada Ibu Post Partum (Kala IV – 2 jam Post
Partum)
1.
Tekanan Darah
Diukur
setiap 15 menit selama 1 jam atau sampai stabil, kemudian setiap 30 menit untuk
jam-jam berikutnya. Tekanan darah ibu mungkin sedikit meningkat karena upaya
persalinan, dan akan normal kembali dalam waktu 1 jam.
2.
Nadi
Diiperiksa
setiap 15 menit selama 1 jam atau sampai stabil, kemudian setiap 30 menit untuk
jam-jam berikutnya.
3.
Suhu Tubuh
Diperiksa
setiap 1 jam.
4.
Fundus Uteri
Diperiksa
setiap 15 menit menit selama 1 jam atau sampai stabil, kemudian setiap 30 menit
untuk jam-jam berikutnya. Fundus uteri harus berada pada midline atau 2 cm
dibawah pusat. Uterus harus keras, bila lembek lakukan massase sampai keras dan
pijatan sampai berkontraksi ke tingkatan pertengahan. Bila fundus bergeser ke
arah kanan midline periksa adanya kandung kemih.
5.
Kandung Kemih
Diperiksa
setiap fundus dikaji, kandung kemih ibu cepat terisi karena dieresis post
partum dan cairan intravena.
6.
Lochea
Periksa
setiap 15 menit dalam hubungan dengan fundus, alirannya harus sedang bila darah
mengalir dengan cepat, curigai terjadinya robekan serviks.
7.
Perineum
Diperiksa
dalam hubungan dengna pengkajian lochea, episiotomi dan perineum harus bersih,
tidak berwarna dan tidak oedem dan jahitan harus utuh.
8.
Rasa Tidak Nyaman
Tidak
nyaman, berikan perhatian pada keluhan rasa nyeri, setiap rasa salit yang
berlebihan pada perineum harus diperiksa, mungkin terbentuk hematoma di bawah
episiotomi, sakit kepalai dapat menjadi pertanda, terjadinya eklampsi dalam
waktu dekat, after paints terjadi pada multipara.
9.
Interaksi Anak Orang Tua
Bila bayi
masih dalam ruangan, perhatian ekspresi wajah orang tua ketika melihat pada
orang tua, apa yang mereka lakukan, respon-respon negatif yang terlihat jelas
menandakan adanya masalah.
10.
Status Emosional
Perhatian
status emosional ibu eksogregrasi emosi negatif atau positif atau kurangnya
pengekspresian emosi mungkin sebagai warisan kebudayaan atau kepribadian emosi
demikian mungkin juga menandakan gejala mal adaptasi.
2.3
Asuhan Masa Nifas
Tujuan :
-
Mencegah infeksi.
-
Meningkatkan penyembuhan
jaringan.
-
Meningkatkan involusi uterus
dan kenyamanan serta mencegah komplikasi dari mobilisasi.
-
Meningkatkan asupan makanan dan
cairan yang adekuat.
-
Meningkatkan pembentukan
laktasi atau supresinya.
-
Meningkatkan pola eliminasi
normal.
-
Pencegahan isomunisasi Rh pada
ibu dengan resus negative.
-
Memenuhi kebutuhan belajar ibu,
kebersihan diri, perawatan perinel, payudara, parenting, latihan peregangn
otot, hubungan seksual dan kontrasepsi.
-
Meningkatkan rasa percaya diri
dan gambaran tubuh serta penurunan stress.
-
Mendorong untuk mempertahankan
kesehatan mealui penggunaan sumber-sumber kesehatan yang ada di masyarakat.
2.4 Upaya
Promotif dan Preventif Secara Umum
1.
Health promotion : Merupakan
usaha meningkatkan nilai kesehatan melalui pemeliharaan secara umum yang di
lakukan pada pada ibu nifas adalah sebagai berikut :
Tindakan yang baik untuk asuhan masa nifas normal pada
ibu
Tindakan
|
Deskripsi dan keterangan
|
Kebersihan diri
|
·
Anjurkan
kebersihan seluruh tubuh
·
Mengajarkan
ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air.pastikan bahwa
ia mengerti untuk membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari
depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasehatkan ibu untuk membersihkan diri
setiap kali selesai buang air kecil atau besar.
·
Sarankan
ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari.
Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik, dan dikeringkan di
bawah matahari atau di seterika.
·
Sarankan
ibu untuk mencuci tanagan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kelaminnya.
·
Jika
ibu mempunyai luka episiotomy atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk
menghindari menyenth daerah luka.
|
Istirahat
|
·
Anjurkan
ibu untuk beristirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
·
Saranka
ia untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga biasa perlahan-lahan,
serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
·
Kurang
istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal :
-
Mengurangi
jumlah ASI yang diproduksi
-
Memperlambat
proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan.
-
Menyebabkan
depresi dan ketidak mampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.
|
Latihan
|
·
Diskusikan
pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali normal. Ibu akan
merasa lebih kuata dan ini menyaebabkan otot perutnya menjadi kuata sehingga
mengurangi rasa sakit pada punggung.
·
Jelaskan
bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu, seperti, :
-
Dengan
tidur telentang dengan lengan di samping, menarik otot perut selagi menarik
nafas, tahan nafas kedalam dan angkat dagu ke dada :
Tahan satu hitungan sampai 5. Rileks dan ulangi 10
kali.
-
Untuk
memperkuat tonus otot vagina (latiahan Kegel).
·
Berdiri
dengna tungkai dirapatkan. Kencangkan otot-otot, pantat dan pinggu tahan
sampai 5 hitungan. Kendurkan dan ulangi latihan sebanyak 5 kali.
Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan utnuk setiap
gerakan . setiap minggu naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada
minggu ke-6 setelah persalinan ibu harus memngerjakan setiap gerakan sebanyak
30 kali.
|
Gizi
|
Ibu menyusui harus :
·
Mengkonsumsi
tambahan 500 kalori tiap hari.
·
Makan
dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang
cukup.
·
Minum
sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali
menyusui).
·
Pil
zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari
pasca bersalin.
·
Minum
kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memeberikan vitamin A kepada
bayinya melalui ASI nya.
|
Perawatan Payudara
|
·
Menjaga
payudara tetap bersih dan kering .
·
Menggunakan
BH yang menyokong payudara.
·
Apabila
putting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar
putting susu setiap kali selesai menyu ASI yang keluar pada sekitar putting
susu setiap kali selesai menyusuisui. Menyususi tetap dilakukan dimulai dari
putting susu yang tidak lecet
·
Apabila
lecet sangat berat dapat diistirahatkanselama 24 jam. ASI dikeluarkan dan
diminusui. Menyususi tetap dilakukan dimulai dari putting susu yang tidak
lecet
·
Apabila
lecet sangat berat dapat diistirahatkanselama 24 jam. ASI dikeluarkan dan
diminumkan dengan menggunakan sendok.
·
Untuk
menghilangkan nydengan menggunakan sendok.
·
Untuk
menghilangkan nyeri dapat minum
paracetamol 1 tablet setiap 4-6 paracetamol 1 tablet setiap 4-6 jam.
·
Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI,
lakukan :
-
Pengompresan
payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit.
-
Urut
payudara dari pangkal menuju putting atau gunakan sisir untuk mengurut
payudara dengna arah “Z” meneju putting.
-
Keluarkan
ASI sebagian dari bagian depan paudara
sehingga putting susu menjadi lunak.
-
Susukan
bayi setiap 2-3 jam sekali apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI
keluarkan dengna tangan.
-
Letakakn
kain dingin pada payudara setelah menyusui.
-
Payudara
dikeringkan.
|
Hubungan Perkawinan / Rumah Tangga
|
·
Secara
fisik aman untuk memulai banyak budaya, yang mempunyahubungan suammi istri
begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau sua jarinya
kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan dia tidak
merasakan ketidaknyamanan, aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri
kapan saja ibu siap.
·
Banyak
budaya, yang mempuyai tradisi mennda hubungan suami istri sampai masa waktu
tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan.
Keputusan tergantung pada pasangan yang bersangkutan.
|
Keluarga Berencana
|
·
Idealnya
pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali.
Setiap pasangan harus menentukan sendiri kaoan dan bagaimana mereka ingin
merencanakan tentang keluarganya. Namun, petugas kesehatan dapat membantu
merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka tentang cara
mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
·
Biasanya
wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan lagi
haidnya selama meneteki. Oleh karena itu, metode amenore laktasi dapat
dipakai sebelum haid pertama kembali untuk mencegah terjadinya kehamilan baru
resiko caranya ini ialah 2 % kehamilan.
·
Meskipun
beberapa metode KB mengandung resiko, menggunakan kontrasepsi tetap lebih
aman, terutama bila ibu sudah haid lagi.
·
Sebelum
menggunakan metode KB, hal-hal berikut sebaiknya dijelaskan dahulu kepada ibu
:
-
Bagaimana
metode ini dapat mencegah kehamilan dan evektifitasnya,
-
Kelebihan
atau keuntungannya,
-
Kekurangannya,
-
Efek
samping,
-
Bagaimana
menggunakan metode itu,
-
Kapan
metode itu dapat mulai digunakan utnuk wanita pasca salin yang menyusui.
·
Jika
seorang ibu atau pasangan telah memilih metode KB tertentu, ada baikny untuk
bertemu dengannye lagi dalam 2 minggu untuk mengetahui apakah ada yang ingin
ditanyakan oleh ibu / pasangan itu dan untuk melihat apakah metode tersebut
bekerja dengan baik.
|
Tindakan Lazim Yang Tidak Bermanfaat, Bahkan Dapat
Membahayakan
Tindakan
|
Diskripsi dan keterangan
|
Menghindari makanan berprotein seperti ikan atau
telur.
|
Ibu menyusui butuh tambahan kalori sebesar 500 per
hari-nya
|
Penggunaan bebat perut segera pada masa nifas (2-4
jam pertama).
|
Selama 1 jam pertama, petugas perlu memriksa fusndus
setiap 15 menit dan melakukan massase jika kontraksi tidak kuat; selama 1 jam
kedua masa nifas petugas perlu memeriksa fundus setiap 30 menit dan melakukan
massase jika kontraksi tidak kuat. Penggunaan pembebat parut selama masa
kritis membuat sulit bagi petugas kesehatan untuk menilai tonus dan posisi
uterus, untuk melakukan massase uterus jika diperlukan dan memperkirakan
banyak darah yang keluar.
|
Penggunaan kantong es atau pasir untuk menjaga
uterus berkontraksi.
|
Merupakan perawatan yang tidak efektif untuk atonia
uteri
|
Memisahkan bayi dari ibunya untuk masa yang lama
pada 1 jam pertama setelah melahirkan.
|
Masa transisi adalah masa kritis untuk ikatan dan
bagi bayi untuk memulai menyusu. Bayi baru lahir pada 2 jam pertama setelah
kelahiran merupakan masa paling siaga; setelah masa ini, ia biasanya tidur.
|
Infeksi Nifas Dapat Dibgai
Dalam 2 Golongan, Yaitu :
ü Infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, vagina, serviks dan
endometrium.
Vulvitis
Pada
infeksi bekas sayatan episiotomi atau luka perineum jaringan sekitarnya
membengkak, tepi luka menjadi merah dan bengkak; jahitan mudah terleps, dan
luka yang terbuka menjadi ulkus dan mengeluarkan pus.
Vaginitis
Infeksi
vagina dapat terjadi secara langsung pada luka vagina atau melalui perineum.
Permukaan mukosa membenbpgkak dan kemerahan, terjadi ulkus, dan getah
mengandung nanah yang keluar dari daerah ulkus. Penyaebaran dapat teradi,
tetapi pada umumnya infeksi tinggal terbatas.
Servisitis
Infeksi
serviks sering juga terajadi, akan tetapi biasanya tidak menimbulakan banyak
gejala. Luka serviks yang dalam dan meluas dan langsung kedasar ligamentum
latum dapat menyebabkan infeksi yang menjalar ke parametrium.
Endometritis
Jenis
infeksi yang paling sering ialah endometritis. Kuman-kuman memasuki
emndometrium, biasanya pada luka bekas insersio plasenta, dan dalam waktu
singkat mengikutsertakan seluruh endometrium. Pada infeksi dengan kuman yang
tidak seberapa pathogen, radang terbatas pada endometrium. Jaringan desidua
bersama-sama dengan bekuan darah menjadi nekrotis dan mengeluarkan getah berbau
dan terdiri atas keeping-keping nekrotis serta cairan. Pada batas antara daerah
yang meradang dan daerah sehat terdapat lapisan terdiri atas leukosi-leukosit.
Pada
infeksi yang lebih berat batas endometrium dapat dilampaui dan terjadilah
penjalaran.
ü Penyebaran Dari Tempat-Tempat Tersebut Melalui Vena-Vena, Malalui
Jalan Limfe, Dan Melalui Permukaan
Endometrium.
A.
Penyebaran Melalui
Pembuluh-Pembuluh Darah
-
Septikemia Dan Piemia
Ini
merupakan infeksi umum yang disebabkan oleh kuman-kuman yang sangat pathogen
biasanya streptococcus haemolyticus
golongan A. infeksi ini sangat berbahaya dan merupakan 50 % dari semua kematian
karena infeksi nifas.
Pada
septikemia kuman-kuman dari sarangnya di uterus, langsung masuk ke dalam
peredaran darah umum dan menyebabkan infeksi umum.
Pada
piemia terdapat dahulu tromboflebitis pada vena-vena di uterus serta
sinus-sinus pada bekas tempat plasenta. Tromboflebitis ini menjalar ke vena
uterina, vena hipogastrika, dan / atau vena ovarii (tromboflebitis pelvika).
Dari tempat-tempat thrombus itu embolus kecil yang mengandung kuman-kuman
dilepaskan. Tiap kali dilepaskan, embolus masuk ke dalam peredaran darah umum
dan dibawa olah aliran darah ke tempat-tempat lain, antaranya ke paru-paru,
ginjal, otak, jantung dan sebagainya, dan mengakibatkan terjadinya abses-abses
di tempat tersebut (piemia).
B.
Penyebaran melalui jalan limfe
dan jalan lain
-
Peritonitis
Infeksi
nifas dapat menyebar melalui pembuluh limfe di dalam uterus langsung mencapai
peritoneum dan menyebabkan peritonitis, atau melalui jaringan di antara kedua
lembar ligamentum latum yang menyebabkan parametritis (sellulitis pelvika).
-
Parametritis (Sellulitis
Pelvika)
Peritonitis
dapat pula terjadi melalui salpingo-ooforitis atau sellulitis pelvika. Dan ini
terbatas pada rongga pelvis saja ( pelvioperitonitis )atau menjadi peritonitis
umum. Peritonitis umum merupakan komplikasi yang berbahaya dan merupakan
sepertiga dari sebab kematian kasus infeksi.
C.
Penyebaran melalui permukaan
endometrium
-
Salpingitis, ooforitis
Kadang-kadang
– walaupun jarang – infeksi menjalar ke tuba Fallopii, malahan ke ovarium. Di
sini terjadi salpingitis dan / atau ooforitis yang sukar dipisahkan dari
pelvioperitonitis.
2. Spesifik Protection
Usaha pencegahan dan pengobatan infeksi pada masa nifas, meliputi :
a. Menjaga kebersihan diri (personal hygine) pada alat genital dari
semua hal yang dapat menyebabkan timbulnya nbakteri.
b. Pengunjung-pengunjung dari luar hendaknya pada hari-hari pertama
dibatasi sedapat mungkin untuk mencegah terjadinya cross infeksi.
c. Tiap penderita dengan tanda-tanda infeksi nifas jangan dirawat
bersama dengan wanita-wanita dalam nifas yang sehat.
d. Melakukan scrinning test untuk mengetahui jenis kuman-kuman yang
menjadi penyebab infeksi nifas sebelum diputuskan untuk memberi antibiotik yang
tepat dan sebelum terapi dimulai.
e. Diberikan penicillin dalam dosis tinggi atau antibiotika dengan
spectrum luas ( broad spectrum
antibiotics), seperti ampicilin, dan lain-lain. Setelah hasil pembiakan
serta tes-tes kepekaan diketahui, dapat dilakukan pengobatan yang paling
sesuai.
f. Kombinasi penicillin G dan tetracylin dalam dosis tinggi IV sangat
efektif terhadap infeksi nifas, sedangkan Di Bagian Obstetri Dan Ginekologi
FKUI/RSCM diipakai sulbenicillin atau garamicin atau kombinasi penicillin G
dengan chloramphenicol dengan hasil cukup memuaskan.
g. Selain pengobatan dengan antibiotika, tindakan-tindakan untuk
mempertinggi daya tahan badan tetap perlu dilakukan dengan cara mengkonsumsi
makanan seimbang yang mengandung zat-zat yang diperlukan tubuh untuk menjaga
sistem kekebalan tubuh.
h. Jika terjadi abses pada sellulitis pelvika dan pelvioperitonitis,
abses harus dibuka dengan menajaga supaya nanah tidak masuk kedalam rongga
peritoneum dan pembuluh darah yang agak besar tidak sampai dilukai.
3. Early Diagnosis Dan Promtratment
Usaha pengobatan secara tepat dan adekuat yang ditujukan pada ibu
yang menderita infeksi nifas agar dapat dipulihkan kesehatannya antara lain :
a. Mencegah penyebaran penyakit
b. Mengobati dan menghentikan proses infeksi nifas.
c. Menyembuhkan penderita
infeksi nifas dan mencegah terjadinya komplikasi pada masa nifas.
4. Disability Limitation
Usaha pembatasan kecacatan atau pada tahap inicacat yang terjadi
terutama untuk mencegah infeksi nifas menjadi berkelanjutan.
a. Memberikan pengobatan yang tepat dengan cara pemberian anti biotik
yang tepat
b. Melakukan pengontrolan secara teratur dan rutin untuk mencegah
komplikasi
5.
Rehabilitation
-
Pada proses ini di usahakan
agar infeksi pada ibu nifas tidak menjadi hambatan sehingga individu yang
menderita dapat berfungsi optimal, secara fisik, mental, dan social.
-
Memberikan dukungan moril dan
mental pada ibu dengan infeksi nif
BAB
III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
-Promosi
kesehatan pada ibu nifas mencakup hal
–hal untuk mencegah suatu terjadinya komplikasi,diantaranya ibu dianjurkan
untuk mobilisasi agar tidak terjadinya HPP (Haemorgi post partum).
-