Kamis, 29 September 2011

KARYA TULIS ILMIAH KEBIDANAN

KARYA TULIS ILMIAH


GAMBARAN  PENGETAHUAN  AKSEPTOR  KB TENTANG KONTRASEPSI TUBEKTOMI DI DS. TAMPUNGREJO
KEC. PURI- KAB.MOJOKERTO


STIKES DIAN HUSADA.jpg


OLEH :
LU’LU’UN NAFIATUL UMMAH
NIM : 02.08.301





PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA
MOJOKERTO
2011

GAMBARAN  PENGETAHUAN  AKSEPTOR  KB TENTANG KONTRASEPSI TUBEKTOMI DI DS. TAMPUNGREJO
KEC. PURI- KAB.MOJOKERTO




Diajukan Untuk Dipertanggungjawabkan Di Hadapan Dewan Penguji
Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan
Stikes Dian Husada Mojokerto




logo dh



OLEH :

LU’LU’UN NAFIATUL UMMAH
NIM : 02.08.301







PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA
MOJOKERTO
2011
SURAT PERNYATAAN



Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama                           : LU’LU’UN NAFIATUL UMMAH
NIM                            : 02.08.301
Tempat, tanggal lahir  : Gresik, 15 Mei 1989
Institusi                       : STIKES DIAN HUSADA, MOJOKERTO

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Akseptor KB Tentang Kontrasepsi Tubektomi di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto” adalah bukan Karya Tulis Ilmiah orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.
Demikian surat pertanyaan saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi akademis.



Mojokerto, Juni 2011




LU’LU’UN NAFIATUL UMMAH
NIM. 02.08.301



LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah Oleh           :    LU’LU’UN NAFIATUL UMMAH
NIM                                          :    02.08.248
Judul                                         :    Gambaran Pengetahuan Akseptor KB Tentang Kontrasepsi Tubektomi di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto

Karya Tulis Ilmiah ini Telah Di Setujui untuk Diujikan Dihadapan Dewan Penguji Pada Tanggal 01 Juli 2011


Mengetahui,
Pembimbing I




Dewi Kristyaningsih, S.KM
NPP : 10.02.042

Pembimbing II




Herlina, S.ST
NPP. 10.02.149

Mengetahui,
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada
Ketua





Yulianto, S.Kep.Ners.M.MKes
NPP. 10.20.045


LEMBAR PENGESAHAN

Telah Diuji dan Disahkan oleh Tim Penguji pada Ujian Sidang Karya Tulis Ilmiah di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada Mojokerto Pada Tanggal 01 Juli 2011
                                   

Tim Penguji                                                                              Tanda Tangan

       Ketua       : Dwi Setyorini, S.ST                                              ......................


       Anggota   : 1. Herlina, S.ST                                                     .......................



                          2. Dewi Kristyaningsih, S.KM                              .......................



MOTTO

Hadapilah kenyataan yang ada dan jangan kamu lari dari kenyataan hadapilah hidup ini dengan indah dan biarlah yang berlalu biarlah berlalu dan jangan terus memandang kebelakang  sampai cita-citamu tercapai
Hidup ini jangan memandang rendah orang lain sebab belum tentu kemu lebih baik dalam segala hal............



HALAMAN PERSEMBAHAN

Syukur Alhamdulillah akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini terselesaikan,
walaupun tetesan air mata, keringat, pikiran dan tenaga mengiringi serta menyertaiku dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.


Karya Tulis Ilmiah ini kupersembahkan untuk :

1.     Syukuroon ya robbi...berkat Rahmat, Hidayah dan Ridho-Mu, KTI ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya
2.     Bapak, ibuku,adik-adikku (izza,iffa) dan keluarga besarku tercinta yang telah membina dan memberikan dorongan moral, material dan spiritual serta telah rela mengorbankan segalanya demi masa depanku .
3.     Bu dewi kristyaningsih,S.KM dan bu Herlina,S.ST terima kasih atas semua bimbingan yang telah diberikan sehingga KTI ini selesai.
4.     Teman-teman kos (voulina,yuanita,retno,diva,diani,ika) “Makasih atas kebersamaannya selama ini suka maupun duka”.
5.     Seluruh pimpinan, jajaran dan staff dosen stikes DH Q ucapkan terima kasih
6.     Tuk seseorang yang senantiasa Q harapkan curahan perhatian dan kasih Sayangnya, yang selalu Q nantikan kehadirannya dalam hidup Q (HENDRI WIBOWO)...Semoga Qt dipersatuhkan untuk sesuatu hubungan yang diridhoi oleh Allah SWT, Amin...
7.     All my rfriends  terima kasih untuk kehangatan sebuah persahabatan. Teman-teman D3 kebidanan DH, perjuangan untuk menajadi seseoarng bidan baru

Dan segala pihak yang telah membantu dalam penyusunan KTI ini.....




KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya, Sehingga dapat terselesainya Karya Tulis Ilmiah dengan judul : “Gambaran Pengetahuan Akseptor KB Tentang Kontrasepsi Tubektomi di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis telah banyak menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1.             Kepala Dinas Kabupaten Mojokerto yang telah memberikan ijin penelitian
2.             Kepala Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto yang telah memberikan ijin kepada penulis dalam pengambilan data sekaligus sebagai tempat dalam melaksanakan penelitian
3.             Yulianto, S. Kep. Ners. M. Mkes selaku Ketua Stikes Dian Husada Mojokerto
4.             Indra Yulianti, S.ST, M.Kes selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan Stikes Dian Husada Mojokerto
5.             Dewi Kristyaningsih, S.KM, selaku Pembimbing I dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
6.             Herlina, S.ST selaku Pembimbing II dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
7.             Responden yang telah ikut berpartisipasi dalam penyusunan Karya tulis ilmiah ini
8.             Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan materi dan juga kasih sayang kepada penulis

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang berguna untuk perbaikan Karya Tulis Ilmiah selanjutnya.
Akhirnya semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi diri penulis pribadi serta semua pihak yang berkepentingan. Amin……..
Mojokerto, Juni 2011

Penulis

ABSTRAK

Kenyataan yang ada dilapangan banyak ibu atau akseptior KB yang tidak mengetahui tentang alat kontrasepsi tubektomi atau mereka memilih alat kontrasepsi hanya karena disuruh suami atau ikutan dengan temannya. Saat ini banyak akseptor KB di Desa Tampungrejo Kec. Puri Kab. Mojokerto tidak memakai alat kontrasepsi tubektomi karena mereka tidak mengetahui dengan benar tentang alat kontrasepsi ini. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan akseptor KB tentang alat kontrasepsi tubektomi di Desa Tampungrejo Kec. Puri Kab. Mojokerto
Desain penelitian ini deskriptif. Variebel penelitian ini yaitu pengetahuan akseptor KB tentang alat kontrasepsi tubektomi. Populasi penelitian ini yaitu sebagian akseptor KB yang memenuhi kriteria tubektomi di Desa Tampungrejo Kec. Puri Kab. Mojokerto, dengan populasi sebanyak 53 orang, sampel diambil menggunakan purposive sampling sebanyak 47 responden. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan analisa dengan analisis deskriptif statistic
Hasil penelitian yang dilakukan di Desa Tampungrejo Kec. Puri Kab. Mojokerto terdapat 47 responden diperoleh hasil sebagian besar responden mempunyai pengetahuan kurang tentang alat kontrasepsi tubektomi yaitu 27 responden (57,4 %)
Bagi tenaga kesehatan diharapkan lebih itensif lagi dalam memberikan pendidikan kesehatan terutama tentang alat kontrasepsi tubektomi sehingga masyarakat lebih mengerti dan memahami tentang alat kontrasepsi yang cocok dan sesuai dengan kondisi kesehatan mereka.

Kata Kunci : Pengetahuan, Kontrasepsi, Kontrasepsi Tubektomi



ABSTRACT


DAFTAR ISI


Halaman
Halaman Sampul Dalam................................................................................... i
Halaman Pernyataan......................................................................................... ii
Halaman Persetujuan........................................................................................ iii
Halaman pengesahan........................................................................................ iv
Motto................................................................................................................ v
Halaman Persembahan...................................................................................... vi
Kata Pengantar................................................................................................. vii
Abstrak............................................................................................................. ix
Abstract............................................................................................................ x
Daftar Isi.......................................................................................................... xi
Daftar Tabel...................................................................................................... xiv
Daftar Gambar.................................................................................................. xv
Daftar Lampiran............................................................................................... xvi
Daftar Singkatan dan Lambang....................................................................... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2              Rumusan Masalah ..................................................................................  3
1.3              Tujuan Penelitian..................................................................................... 3
1.3.1        Tujuan Umum .........................................................................................  3
1.4    Manfaat Penelitian....................................................................................... 4
1.4.1        Bagi Peneliti ...........................................................................................  4
1.4.2        Bagi Responden . ...................................................................................  4
1.4.3        Bagi Lahan Penelitian............................................................................. 4

BAB 2 TINJAUAN TEORI
2.1              Konsep Dasar Pengetahuan..................................................................... 5
2.1.1        Pengertian Pengetahuan.......................................................................... 5
2.1.2        Komponen Tingkat Pengetahuan............................................................ 5
2.1.3        Proses Penyerapan Ilmu Pengetahuan..................................................... 8
2.1.4        Cara Memperoleh Pengetahuan............................................................... 9
2.1.5        Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan.................................. 11
2.1.6        Kriteria Tingkat Pengetahuan .................................................................  13
2.2              Konsep Dasar Kontrasepsi...................................................................... 13
2.2.1        Pengertian Kontrasepsi............................................................................ 13
2.2.2        Metode Kontrasepsi ...............................................................................  14
2.3              Konsep Dasar Kontrasepsi MOW ..........................................................  18
2.3.1        Pengertian ...............................................................................................  18
2.3.2        Klasifikasi ...............................................................................................  18
2.3.3        Syarat-Syarat MOW ...............................................................................  19
2.3.4        Waktu Pelaksanaan MOW...................................................................... 20
2.3.5        Mekanisme Kerja Kontap........................................................................ 20
2.3.6        Keuntungan dan Kekurangan MOW...................................................... 20
2.3.7        Komplikasi pemasangan MOW............................................................... 21
2.4              Kerangka Konseptual.............................................................................. 23

BAB 3                                                                                                                  METODE PENELITIAN
3.1              Desain Penelitian..................................................................................... 24
3.2              Kerangka Kerja....................................................................................... 24
3.3              Sampling Desain...................................................................................... 25
3.3.1        Populasi................................................................................................... 25
3.3.2        Sampel..................................................................................................... 25
3.3.3        Sampling.................................................................................................. 26
3.4              Identifikasi Variabel ...............................................................................  27
3.5              Definisi Operasional................................................................................ 27
3.6              Pengumpulan Data dan Analisa Data..................................................... 28
3.6.1        Prosedur Pengumpulan Data................................................................... 28
3.6.2        Analisa Data............................................................................................ 29
3.7              Etika Penelitian....................................................................................... 31
3.7.1        Informed Consent (lembar persetujuan).................................................. 31
3.7.2        Anonimity (Tanpa nama)......................................................................... 32
3.7.3        Confidentiality (Kerahasiaan)................................................................. 32
3.8              Keterbatasan............................................................................................ 32

BAB 4                                                                                                                  HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Hasil Penelitian ............................................................................................  33
4.1.1        Karakteristik lokasi penelitian ................................................................  33
4.1.2        Data umum .............................................................................................  33
4.1.3        Data Khusus ...........................................................................................  35
4.2              Pembahasan............................................................................................. 35

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1  Simpulan....................................................................................................... 39
5.2  Saran............................................................................................................. 39

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN



DAFTAR TABEL


Halaman

Tabel 3.1       Definisi Operasional Gambaran Pengetahuan Akseptor KB Tentang Kontrasepsi Tubektomi di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto..........   28

Tabel 4.1       Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto Juni 2011................................................... 33

Tabel 4.2       Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto juni 2011............................................ 34

Tabel 4.3       Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto Juni 2011................................................... 34

Tabel 4.4       Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Paritas di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto Juni 2011................................................... 35

Tabel 4.5       Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Akseptor KB Tentang Kontrasepsi Tubektomi di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto Juni 2011  35












DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1       Kerangka Konseptual Gambaran Pengetahuan Akseptor KB Tentang Kontrasepsi Tubektomi Di Desa Tampungerejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto.           23

Gambar 3.1       Kerangka Kerja Gambaran Pengetahuan Akseptor KB Tentang Kontrasepsi Tubektomi di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto         25


















DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1      : Surat Studi Pendahuluan Ke Puskesmas............................ 35
Lampiran 2      : Surat Studi Pendahuluan Ke Kepala Desa......................... 36
Lampiran 3      : Surat Studi Pendahuluan Ke BPS...................................... 37
Lampiran 4      : Surat Balasan Penelitian Dari Kepala Desa........................ 38
Lampiran 6      : Formulir Persetujuan menjadi responden........................... 39
Lampiran 7      : Pernyataan Bersedia Menjadi responden........................... 40
Lampiran 8      : Kisi – Kisi kuesioner.......................................................... 41
Lampiran 9      : Lembar Kuesioner.............................................................. 42
Lampiran 10    : Lembar Konsultasi............................................................. 45




DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG


DAFTAR SINGKATAN
Amd.keb         :  Ahli Madya Kebidanan
ASI                 : Air Susu Ibu
BPMKP          : Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana
BPS                 : Bidan Praktek Swasta
DEPKES        :           Departemen Kesehatan
Dinkes             :           Dinas Kesehatan
IUD                :           Intra Uterine Device
KB                  : Keluarga Berencana
MOW              :           Metode Operatif Wanita
PMS                : Penyakit Menular Seksual
PUS                : Pasangan Usia Subur
SDKI              :           Studi Dasar Demografi dan Kesehatan Indonesia


DAFTAR LAMBANG
%               : Persen
                : Kurang dari sama dengan
                : Lebih dari sama dengan
=                :Sama dengan
?                : Tanda tanya
,                 : Koma


BAB 1
PENDAHULUAN


1.1         Latar Belakang
Program keluarga berencana nasional dan program pembangunan bidang kesehatan adalah bagian dari upaya mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk, di dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat, khususnya ibu dan anak (BKKBN, 2006). Keluarga berencana adalah salah satu pelayanan kesehatan yang paling dasar dan utama bagi wanita. Salah satu metode kontrasepsi yang digunakan oleh ibu adalah Metode Operatif Wanita (MOW). Kontrasepsi MOW adalah kontrasepsi mantap (sterilisasi) adalah cara pengendalian fertilitas yang paling lazim dipakai oleh pasangan umur lebih dari 30 tahun. Sterilisasi ini bertujuan membatasi jumlah anak dan adanya rasa takut terhadap resiko kehamilan pada umur lebih dari 30 tahun (Baladewa, 2006). Saat ini masih banyak Wanita Usia Subur (WUS) di Ds. Tampungrejo Kec. Puri Kab. Mojokerto tidak memakai kontrasepsi Metode Operatif Wanita (MOW) yang seharusnya mereka sudah menggunakan kontap akan tetapi banyak diantara mereka Wanita Usia Subur (WUS) yang masih menggunakan kontrasepsi lain dengan alasan tidak diijinkan oleh suami, ketakutan akseptor sendiri dan tidak mengetahui dengan benar alat kontrasepsi ini.
Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI ) tahun 2010 memperlihatkan proporsi peserta KB yang menduduki proporsi peringkat pertama KB suntik (96,5 %) dan yang menduduki peringkat terakhir KB MOW (3 %), proporsi akseptor KB yang menduduki peringkat pertama KB suntik sebanyak 413.176 akseptor, yang menduduki peringkat terakhir KB MOW sebanyak 3550 akseptor (Dinkes Jatim, 2010). Adapun pengguna kontrasepsi KB baru di Kabupaten Mojokerto per 31 Januari 2011 yang menduduki peringkat pertama KB suntik sebanyak 6.152 akseptor dan yang menduduki peringkat terakhir KB MOW sebanyak 202 akseptor. (BPMPKB, 2011). Pengguna kontrasepsi di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto bulan Desember 2010 yang menduduki peringkat pertama KB suntik sebanyak 266 akseptor dan yang menduduki peringkat terakhir KB MOW sebanyak  2 akseptor. Dan di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto terdapat sebanyak 53 ibu - ibu yang masuk dalam kriteria tubektomi. Hasil studi pendahuluan pada tanggal 19 januari 2011 hasil wawancara dengan 10 responden diperoleh data 9 responden yang menyatakan bahwa mereka tidak memakai MOW karena mereka tidak mengetahui tentang alat kontrasepsi sterilisasi tetapi mereka memakai alat kontrasepsi lain seperti suntik dan pil, 1 orang menyatakan bahwa mereka sudah cukup mengerti tentang fungsinya dan efek samping dari metode MOW ini. Tetapi mereka tidak menggunakan kontrasepsi MOW.
Banyak akseptor KB (khususnya WUS) yang tidak menggunakan kontap (sterilisasi). Ada beberapa hal yang menjadi alasan Wanita Usia Subur (WUS) untuk tidak menggunakan alat kontrasepsi MOW (sterilisasi) salah satunya adalah kurangnya pengetahuan ibu yang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya usia, pendidikan, pekerjaan, dan sumber informasi yang diterima oleh ibu tentang alat kontrasepsi ini masih belum dapat ditingkatkan, dan dampak dari kurangnya pengetahuan akseptor KB tentang kontrasepsi tubektomi adalah jumlah akseptor KB MOW akan semakin berkurang dan program keluarga berencana yang telah dicanangkan tidak akan berjalan dengan optimal.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang alat kontrasepsi metode operatif wanita antara lain dengan cara pembinaan dan pemberian penyuluhan secara intensif dari tenaga kesehatan tentang metode operatif wanita serta dukungan dan kerjasama dari pasangan (suami) dam keluarga. Selain itu calon akseptor diharapkan juga lebih aktif dalam mencari informasi baik melalui media massa seperti koran, majalah, televise atau radio.

1.2         Rumusan Masalah
 “ Bagaimana gambaran pengetahuan ibu tentang kontrasepsi tubektomi di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto ? “

1.3         Tujuan Penelitian
1.3.1   Tujuan Umum
Mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu tentang kontrasepsi tubektomi di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto.

1.4         Manfaat Penelitian
1.4.1   Bagi Peneliti
Dapat digunakan sebagai data dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan sebagai pengalaman dalam melakukan suatu penelitian serta dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat di bangku kuliah.
1.4.2   Bagi Lahan Penelitian
Dapat dijadikan sebagai acuan dalam rangka meningkatkan pelayanan dalam pemakaian alat kontrasepsi dengan cara pemberian pendidikan kesehatan tentang alat kontrasepsi yang dapat meningkatkan pengetahuan akseptor KB sehingga akseptor KB dapat memilih alat kontrasepsi yang tepat dan nyaman.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1         Konsep Dasar Pengetahuan
2.1.1   Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tingkatan seseorang (overt behavìor) (Notoatmodjo, 2010).
Sedangkan isi pengetahuan itu sendiri berupa konsep-konsep dan fakta vang dapat ditularkan kepada orang lain melalui ekspresi tulisan atau lisan, (Muhibinsyah, 2004).
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. (Meliono, 2007).
2.1.2   Komponen Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan dibedakan menjadi beberapa tingkat kemampuan atau disebut domain pengetahuan. Menurut B. C. Bloom ada tingkat domain pengetahuan yang dianut sampai saat ini yaitu domain kognitif, domain afektif dan domain psikomotor (Notoadmodjo, 2005).
1.             Domain Kognitif
Domain kognitif merupakan domain pengetahuan yang berhubungan dengan penalaran. Domain ini masih dibagi 6 tingkatan yaitu :

1).           Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk mengingat kembali (recall) terhadap suatu rangsangan yang telah diterima.
2).           Memahami (comprehension)
Memahami adalah suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang dketahui dan dapat menginterprestasikan materi secara benar.
3).           Aplikasi (Aplication)
Aplikasi adalah suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari situasi dan kondisi sebenarnya (real).
4).           Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen- komponen tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut.
5).           Sintesis (syntesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk melakukan atau menghubungkan bagían bagían di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
6).           Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi adalah suatu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau obyek.

2.             Domain Afektif
Domain afektif berhubungan dengan sikap, nilai, interest, apresiasi (penghargaan, dan penyesuaian perasaan sosial). Domain afektif ada 5 tingkatan yaitu :
1).           Kemauan menerima
Merupakan suatu keinginan untuk memperhatikan suatu gejala atau rangsangan tertentu.
2).           Kemauan menanggapi
Kemampuan menanggapi, menunjuk pada partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu.
3).           Berkeyakinan
Berkenaan dengan kemauan menerima sistem nilai - nilai tertentu pada diri individu.
4).           Penerapan karya (pengorganisasi)
Berkenaan dengan penerimaan berbagai system nilai yang berbeda - beda dan diintegrasikan kepada nilai - nilai yang lebih tinggi
5).           Ketekunan dan Ketelilian
Pada tingkat ini suatu sistem nilai sudah menyatu dengan pribadinya dalam arti semua tingkah laku diwarnai oleh keyakinan nilai tersebut seperti selalu bersifat obyektif, konsekuen terhadap perbuatan, jujur, bersedia berkorban.

3.             Domain Psikomotor
Domain Psikomotor adalah domain yang mencakup tujuan atau kemampuan yang berhubungan dengan ketrampilan yang bersifat motorik. Domain kognitif ini ada 7 tingkatan yaitu :
1).           Persepsi
Berkenaan dengan penggunaan indera dalam melakukan kegiatan.

2).           Kesiapan untuk melakukan sesuatu
Berkenaan dengan kesiapan mental (fìsikaf) dan kesiapan emosi perasaan (emosional set) untuk melakukan tindakan.
3).           Respon Terbimbing
Berkenaan tindakan melakukan peniruan, mengulangi perbuatan seperti yang diperintahkan.
4).           Mekanisme
Mekanisme adalah tujuan atau kemampuan respon yang telah terlatih dimana seseorang melakukan secara tepat tanpa petunjuk terlebih dahulu.
5).           Reaksi Komplek
Berkenaan dengan kemampuan gerakan motorik yang bersifat memadukan berbagai keterampilan yang tidak dikuasai lewat mekanisme.
6).           Adaptasi
Adaptasi adalah suatu kemahiran dalam melakukan sesuatu gerakan tersebut dimodifikasikan secara otomatis sesuai dengan kondisi.
7).           Organisasi
Organisasi adalah ketrampilan seseorang yang menunjuk pada penciptaan gerakan - gerakan baru untuk menyuarakan dengan situasi atau masalah tertentu. Ketrampilan ini bertaraf tinggi seperti penciptaan pola baru.

2.1.3   Proses Penyerapan Ilmu Pengetahuan
Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku vang tidak didasari oleh pengetahuan. Notoatmodjo (2005) mengungkapkan bahwa suatu pesan yang dìterima oleh setiap individu akan melalui lima tahapan
1.             Awareness (kesadaran)
Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek).
2.             Interest (merasa tertarik)
Dimana orang tersebut tertarik terhadap obyek, disini sikap subyek sudah mulai timbul.
3.             Evaluation (menimbang-nimbang)
Dimana orang tersebut menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.
4.             Trial (mencoba)
Dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
5.             Adoption (adopsi)
Dimana subyek telah berperilaku sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

2.1.4   Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut (Gurameasamanis, 2008) dalam upaya memperoleh pengetahuan dan memahami sesuatu, umumnya manusia melakukan satu atau lebih metode untuk memperoleh pengetahuan. Secara garis besar, metode yang biasa dilakukan untuk memperoleh pengetahuan berjumlah empat metode. Keempat metode ini biasa disebut sebagai metode memperoleh pengetahuan atau methods of knowing, yaitu :
1.             Tenacity
Yang dimaksud dengan metode tenacity adalah cara memperoleh pengetahuan yang dilakukan dengan sangat meyakini sesuatu, meski bisa jadi apa yang diyakininya belum tentu benar. Keyakinan ini disebabkan karena hal yang diyakini tersebut umumnya terjadi.
Contoh : seseorang yang meyakini bahwa warna biru adalah warna keberuntungan karena sering memperoleh hal-hal yang menyenangkan setiap kali ia bersinggungan dengan warna biru, seperti memakai baju biru, membeli barang berwarna biru, dan lainnya.
2.             Authority
Yaitu metode memperoleh pengetahuan dengan mempercayakan pada pihak yang dianggap kompeten.
Contoh : seseorang percaya bahwa besok akan turun hujan karena ia percaya dengan informasi yang diberikan oleh prakiraan cuaca esok hari.
3.             Apriori
Metode memperoleh pengetahuan dengan menitikberatkan pada kemampuan nalar dan intuisi diri sendiri, tanpa mempertimbangkan informasi dari pihak luar.
Contoh: seseorang yang tengah tersesat namun mempercayakan dirinya untuk menemukan jalan keluar tanpa ada keinginan untuk bertanya.

4.             Science
Cara memperoleh pengetahuan dengan melakukan serangkaian cara-cara ilmiah, seperti mengajukan dugaan, pengujian dugaan, pengontrolan variabel, hingga penyimpulan. Cara ini dianggap sebagai cara yang paling dapat diyakini kebenarannya atas pengetahuan yang diperoleh. Hal ini karena pada science telah dilakukan serangkaian uji coba sebelum akhirnya memperoleh pengetahuan berupa kesimpulan, yang mana pengujian-pengujian seperti ini tidak ditemukan pada ketiga metode sebelumnya.

2.1.5   Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah faktor internal dan eksternal.
1.             Faktor internal
1).           Umur
Menurut Nursalam (2007) umur adalah usia ibu yang terhitung dari mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman kematangan jiwanya.
2).           Tingkat pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu. Jadi dapat dikatakan pendidikan menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi, misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan. Makin tinggi pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya (Nursalam, 2004)
3).           Pekerjaan
Menurut Nursalam (2005) manusia memerlukan suatu pekerjaan untuk dapat berkembang dan berubah, seseorang bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu dan dengan bekerja ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga

2.             Faktor Eksternal
1).           Sosial Ekonomi
Ekonomi merupakan sesuatu yang berhubungan dengan pemanfaatan uang, waktu, tenaga dan sebagainya yang berharga (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2004). Kemampuan ekonomi yang rendah akan berakibat terhadap tingkat pengetahuan dan kecerdasan. Pengetahuan yang terbatas merupakan factor penghambat untuk menerima suatu motifasi dalam bidang kesehatan.
2).           Sosial Budaya
Sosial budaya adalah hal-hal yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, moral, hokum, adat istiadat, kemampuan-kemampuan serta kebiasaan berevolusi dimuka bumi ini hingga sekarang yang dijadikan milik dirinya sebagai karya, karsa dan cipta dari masyarakat. Adat atau social budaya membawa pengaruh dalam penerimaan informasi.
3).           Sumber Informasi
Informasi merupakan penerangan, keterangan, pemberitahuan, kabar atau berita (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2004).
Informasi dapat diperoleh di rumah, di sekolah, lembaga organisasi, media cetak, televise dan tempat pelayanan kesehatan. Ilmu pengetahuan dan teknologi membutuhkan informasi sekaligus menghasilkan informasi. Jika pengetahuan berkembang sangat cepat, maka informasi berkembang sangat cepat pula. Tindakan pengetahuan menimbulkan tindakan informasi. Adanya tindakan pengetahuan sebagai akibat perkembangan dalam bidang ilmu dan penelitian maka semakin banyak pengetahuan baru bermunculan.

2.1.6   Kriteria Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan menurut Nursalam (2008), tingkat pengetahuan dapat dipersentasikan berupa prosentase dan ditafsirkan dengan kalimat yang bersifat kualitatif yaitu :
1.             Baik       : (76% - 100%)
2.             Cukup    : (56% - 75%)
3.             Kurang   : ( ≤ 56%)

2.2         Konsep Dasar Kontrasepsi
2.2.1   Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya
kehamilan sebagai akibat pertemuan sel telur yang matang dengan sel
sperma (Depkes RI,  1999, dikutip Herdi Maryadi. 2004)
Kontrasepi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen, penggunaan kontrasepsi merupakan salah suatu variabel yang mempengaruhi fertilitas (Sarwono, 2004)
Kontrasepsi adalah upaya mencegah kehamilan yang bersifat
sementara atau menetap. Kontrasepsi dapat dilakukan tanpa alat, atau dengan operasi (Arif. M, 2007).

2.2.2   Metode Kontrasepsi
Menurut Haranto. H (2004) pembagian metode kontrasepsi adalah
sebagai berikut
1.             Metode Sederhana
1).           Tanpa alat
(1).   KB alamiah
(2).   Metode kalender: menentukan waktu ovulasi dari data haid yang dicatat seama 6-12 bulan terakhir. Problem terbesar dengan metode kalender adalah bahwa jarang ada wanita yang mempunyai siklus haid teratur setiap 28 hari.
(3).   Metode Suhu Badan Basal (Termal) : merupakan metode yang menggunakan peninggian suhu badan basal mulai 1-2 hari setelah ovulasi.
(4).   Metode lendir serviks : merupakan metode kontrasepsi yang menggunakan perubahan siklis dari lendir serviks yang terjadi karena perubahan kadar estrogen.
(5).   Metode Sympto Termal : merupakan metode kombinasi antara bermacam metode KB alamiah untuk menentukan masa subur/ovulasi.
(6).   Senggama terputus : metode keluarga berencana tradisional, dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi.
(7).   Metode Amenorea Laktasi Menurut Saifudin (2006) adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau minuman apaun lainnya.
2).           Dengan alat
(1).   Mekanis
(2).   Kondom yaitu merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastic (vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat hubungan seksual.
(3).   Kimiawi
Spemisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol - 9) digunakan untuk menonaktifkan atau membunuh sperma. Terdiri atas 1). Jelly: dibuat dari bahan yang larut dalam air, akan mencair pada suhu badan dan dengan cepat menyebar di dalam vagina, daya perlindungan dicapai segera setelah pemberian; 2). Cream : dibuat dari lemak yang tidak larut dalan air, misalnya gliserin, stearat, setelah dimasukkan ke dalam vagina cream tetap berada pada tempatnya dan tidak menyebar lebih jauh.
(4).   Daya perlindungan dicapai segera setelah pemberian
(5).   Foam/Busa : akan mengisi vagina dengan gelembung - gelembung busa yang mengandung permisid-nya
(6).   Tablet busa ( foam tablet) : dengan adanya secret vagina, tablet busa akan menghasilkan CO2 yang selanjutnya akan menyebarkan spermisidanya, memerlukan waktu 10 menit sebelum boleh senggama, tablet busa yang terkenal : tablet Neo Sampson.
(7).   Suppositoria : dapat berbentuk yang larut dalam air atau yang berbahan dasar lilin yang tidak larut dalarn air, akan meleleh pada suhu badan, perlu menunggu 5-30 menit sebelum boleh bersenggama.
(8).   Soluble film : memakai polyvinyl alkohol dan gliserin atau bahan-bahan lainnya, berbentuk plastic yang menyerupai kertas, berukuran 2 x 2 inci, mengandung 72 mg nonoxynol-9 dilipat sekali kemudian dimasukkan ke dalam vagina 5 menit sebelum mulai bersenggama.
2.             Metode Modern
1).           Kontrasepsi Hormonal
(1).        Pengertian
Metode kontrasepsi hormonal adalah metode kontrasepsi dimana dalam mencegah kehamilan menggunakan hormon estrogen dan progesterone
(2).        Macam macam kontrasepsi hormonal
(1).        Kontrasepsi Oral merupakan salah satu jenis kontrasepsi hormonal yang berbentuk pil. Terdapat dua macam kontrasepsi pil yaitu :
Pil oral kombinasi adalah pil oral yang mengandung estrogen dan progesterone.
Pil dengan progestin saja (mini pil) adalah kontrasepsí oral yang mengandung hormon progestin saja.
(2).        Kontrasepsi suntikan
Injeksi atau suntikan merupakan salah satu jenis kontrasepsi hormonal yang aman, sederhana dan efektif.
(3).        Suntikan kombinasi (cyclofem) terdiri dari 25 Mg depo medroksi progesteron asetat dan 5 Mg extradiol sipionat secara IM setiap 1 bulan sekali
(4).        Sub-kutis implant
Merupakan alat kontrasepsi yang pemakaiannya memerlukan
tindakan pembedahan kecil.
2).           Intra Uterine Devices (IUD)
Merupakan alat kontrasepsi yang pemakaiaannya dimasukkan kedalam rahim.
3).           Kontrasepsi post koita/ (kontrasepsi pasca senggama)
Merupakan metode kontrasepsi cadangan untuk keadaan darurat
waktu terjadi senggama yang tidak direncanakan sehelurnnya dan tidak dilindungi oleh metode kontrasepsi apapun, dan dimana pemberian atau pelaksanaan kontrasepsinya dapat diiakukan dalam waktu 72 jam setelah senggama.




2.3         Konsep Dasar Kontrasepsi MOW
2.3.1   Pengertian
Kontrasepsi mantap (sterilisasi) adalah suatu cara / tindakan yang dilakukan untuk menghentikan fertilitas / kehamilan dalam jangka waktu panjang, sehingga orang / pasangan yang bersangkutan tidak akan mendapat keturunan lagi, walaupun kadang-kadang dapat dipulihkan kembali seperti semula (Sarwono, 2005).
Kontrasepsi mantap (sterilisasi) adalah cara pengendalian fertilitas yang paling lazim di pakai oleh pasangan umur lebih 30 tahun. Sterilisasi ini bertujuan membatasi jumlah anak dan adanya rasa takut terhadap resiko kehamilan pada umur lebih dari 30 tahun (Baladewa, 2006).
2.3.2   Klasifikasi
1.             Kontap Pria (Vasektomi) : adalah setiap tindakan pada saluran bibit pria yang mengakibatkan orang / pasangan yang bersangkutan tidak akan mendapat keturunan lagi (Sarwono, 2005).
2.             Kontap Wanita (Tubektomi/metode operatif wanita) : adalah setiap tindakan pada saluran telur wanita yang mengakibatkan orang / pasangan vang bersangkutan tidak akan mendapat keturunan lagi (Sarwono, 2006).
3.             Indikasi dan kontraindikasi
Indikasi MOW menurut Syaifudin indikasi pemasangan MOW yaitu penghentian fertilitas atas indikasi medik seperti : kelainan jiwa, kemungkinan kehamilan yang dapat membahayakan jiwa ibu, penyakit keturunan, Kontrasepsi permanen, membatasi jumlah anak.
Menurut Thomas (2008) indikasi pemasangan metode operatif wanita (MOW) yaitu : keluarga telah lengkap setelah berumur 30 tahun, kontraindikasi untuk hamil, intoleran metode kontrasepsi lain, kontrasepsi mantap seharusnya ditawarkan pada wanita dibawah 30 tahun hanya dalam keadaan sangat khusus.
Sedangkan indikasi pemasangan metode operatif wanita menurut Hanafi (2004) yaitu : usia > 26 tahun, paritas > 2 tahun, yakin telah memenuhi keluarga besar yang sesuai dengan kehendaknya, pada kehamilannya akan menimbulkan resiko kesehatan yang serius, pasca persalinan, pasca keguguran, paham dan sukarela setuju dengan prosedur ini. Sedangkan kontraindikasinya antara lain : hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai), perdarahan vaginal yang belum menjelaskan (hingga harus dievaluasi), infeksi sitemik atau pelvik yang akut, tidak boleh menjalani proses pembedahan, kurang pasti mengenal keinginannya untuk fertilitas di masa depan, belum memberikan persetujuan tertulis. Sedangkan menurut Winkjosastro (2005) indikasi pemasangan MOW yaitu : umur termuda 25 tahun dengan 4 anak hidup, umur 30 tahun dengan 3 anak hidup dan umur 35 tahun dengan 2 anak hidup.

2.3.3   Syarat-Syarat MOW
Menurut (Syaifudin, 2006) syarat-syarat MOW meliputi :
1.             Syarat Sukarela
Meliputi antara lain pengetahuan pasangan tentang cara-cara kontrasepsi ini, resiko dan keuntungan kontrasepsi mantap dan pengetahuan tentang sifat permanennya cara kontrasepsi ini.

2.             Syarat bahagia
Di lihat dari ikatan perkawinan yang syah dan harmonis umur istri sekurang-kurangnya 30 tahun dengan sekurang-kurangnya mempunyai 2 orang anak hidup dan anak terkecil berumur lebih dari 2 tahun.
3.             Syarat Sehat
Kemungkinan rekanalisasi hendaknya selalu ada pada pikiran dokter operator bukan pada pikiran calon akseptor. Sehingga hasil akhir dari pemakaian alat kontrasepsi ini dapat memuaskan dan menciptakan keluarga yang sehat dan bahagia.

2.3.4   Waktu Pelaksanaan MOW
Waktu pelaksanaan MOW menurut Thomas (2005) yaitu : saat melakukan sectio sesarea, setelah abortus, setelah bersalin, setiap saat yang diinginkan.

2.3.5   Mekanisme Kerja Kontap
Pada prinsipnya kontap adalah suatu cara/tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan fertilitas/kehamilan dalam jangka waktu panjang/permanen, yaitu dengan jalan oklusi/pengambilan sebagian saluran telur pada wanita. Tindakan ini dilakukan dengan operasi dalam waktu yang singkat dan aman serta mempunyai efektivitas yang tinggi dan efek sampingnya relative sangat minimal.

2.3.6   Keuntungan dan Kekurangan MOW
Menurut Hanafi (2003) keuntungan dan kekurangan MOW adalah :
1.             Keuntungan
Sangat efektif (0,2 – 4 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan), permanen, tidak mempengaruhi proses menyusui, tidak bergantung pada faktor senggama, baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi resiko kesehatan yang serius, pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal / umum, waktu pembedahan dan perawatan singkat, angka kegagalan sangat rendah / bahkan irreversible, mempunyai nilai diagnostik, tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi hormon ovarium), tidak ada efek samping dalam jangka panjang/ gangguan pada akseptor minimal sekali, luka kecil, cepat sembuh, dan mempunyai nilai kosmetik, berkurangnya resiko kanker ovarium.
2.             Kekurangan
Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan kembali) kecuali dengan operasi rekanalisasi, salah elekiro koagulasi : ligamentum rotundum disangka tuba, salah seleksi penderita telah mulai hamil, emboli udara, peumothorak, emfisema Mediastinalis, rasa sakit / tidak nyaman dalam jangka pendek setelah tindakan operasi, tidak melindungi diri dari PMS, termasuk HIV/ AIDS.
2.3.7   Komplikasi pemasangan MOW
Glesier (2005) menyatakan bahwa komplikasi dari pemasangan metode operatif wanita yaitu :
1.             Operasi memiliki angka mortalitas operasi yang rendah yaitu < 8 per 100.000 operasi
2.             Kerusakan pembuluh darah atau kerusakan terhadap usus atau organ internal lain dapat terjadi selama tindakan dan biasanya diketahui saat operasi. Dengan demikian wanita perlu diberi tahu bahwa kadang- kadang diperlukan laparotomi sehingga pasien mungkin perlu tinggal lebih lama di rumah sakit, Pada setiap pasien yang mengalami demam, nyeri, dan rigiditas abdomen yang tidak dapat dijelaskan dalam 2 minggu.
3.             Penyakit tromboembolus jarang terjadi, tetapi lebih besar kemungkinannya untuk terjadi apabila prosedur dilakukan segera setelah melahirkan.
4.             Kadang-kadang terjadi infeksi atau pengeluaran cairan dari luka operasi dan hal ini dapat ditangani secara simtomatis.
5.             Komplikasi lambat yang terjadi antara lain : Pola perdarahan menstruasi, sindrom pasca sterilisasi tuba seperti : nyeri abdomen, dispareunia, eksaserbasi sindrom pramenstruasi atau dismenorea, dan masalah emosi atau psikoseksual, obstruksi usus, kehamilan ektopik.


2.4         Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu yang abstrak logika secara harfiah akan membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penemuan dengan body of knowledge (Nursalam,2008). Kerangka konsep pada penelitian ini sebagai berikut:
Keterangan
: Diteliti
: Tidak diteliti

Gambar 2.1   Kerangka Konseptual Gambaran Pengetahuan Akseptor KB Tentang Kontrasepsi Tubektomi Di Desa Tampungerejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto.



BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1         Desain Penelitian
Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian, kemungkinan pengontrolan maksimal beberapa faktor yang dapat mempengaruhi akurasi suatu hasil. Desain penelitian merupakan suatu strategi penelitian dalam mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data (Nursalam, 2008).
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif yang artinya mengkaji suatu fenomena berdasarkan fakta empiris di lapangan dan disajikan secara apa adanya karena dalam penelitian ini peneliti hanya menggambarkan pengetahuan akseptor KB tentang metode kontrasepsi tubektomi dengan pendekatan cross sectional (hubungan dan asosiasi) adalah jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada saat itu. (Nursalam, 2008).

3.2         Kerangka Kerja
Kerangka kerja adalah pentahapan atas langkah dalam aktivitas ilmiah yang dilakukan dalam melakukan penelitian (Kegiatan sejak awal sampai akhir penelitian) (Nursalam, 2008).


Populasi
Seluruh akseptor KB tubektomi di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto sebanyak 53 orang
Sampel
Sebagian akseptor KB tubektomi di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto berjumlah yang memenuhi kriteria penelitian sebanyak
47 orang
Sampling
Menggunakan purposive sampling

Pengumpulan data
Dengan menggunakan kuesioner
Analisa data
Editing,coding, scoring, dan tabulating

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan saran

Gambar 3.1     Kerangka Kerja Gambaran Pengetahuan Akseptor KB Tentang Kontrasepsi Tubektomi di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto



3.3         Sampling Desain
3.3.1   Populasi
Populasi adalah seluruh obyek penelitian atau obyek yang diteliti tersebut (Notoatmodjo, 2006). Pada penelitian ini populasinya adalah Seluruh akseptor KB steril di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto sebanyak 53 orang.
3.3.2   Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap bisa mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005). Sampel pada penelitian ini adalah sebagian 47 akseptor KB di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto yang memenuhi kriteria penelitian sebagai berikut :
1.             Akseptor KB yang bersedia menjadi responden
2.             Akseptor KB yang berusia lebih dari 30 tahun dengan paritas lebih dari 3
3.             Akseptor KB yang mempunyai anak pertama usia > 7 tahun
n       =
Keterangan :
n          = jumlah sampel
N         = jumlah populasi
d          = Tingkat signifikasi (ρ= 0,05)
Jumlah akseptor KB di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto yang memenuhi kriteria penelitian adalah :
n       =                               
         =
            =
            = 46,8
            = 47 responden

3.3.3   Sampling
Sampling atau pengambilan sampel adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi (Nursalam, 2008). Karena dalam penelitian ini ada selang waktu antara studi pendahuluan dengan waktu penelitian maka pada saat dilakukan penelitian populasi dari penelitian ini dapat berubah sesuai dengan kondisi responden oleh karena itu penelitian ini non probability sampling tipe purposive sampling yaitu suatu tehnik penetapan sampel dengan cara memilih diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (Nursalam, 2008).

3.4         Identifikasi Variabel
Variabel adalah suatu ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota suatu kelompok (orang, benda, situasi) yang berada dengan yang dimiliki oleh kelompol tersebut (Nursalam, 2008). Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan akseptor KB tentang kontrasepsi tubektomi.

3.5         Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional dan berdasarkan karakteristik yang diteliti, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terahadap suatu obyek yang atau fenomena (Hidayat, 2007).

Tabel 3.1    Definisi Operasional Gambaran Pengetahuan Akseptor KB Tentang Kontrasepsi Tubektomi di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto


Variabel
Definisi
Operasional
Indikator
Alat
ukur
Skala
Skor
Gambaran pengetahuan akseptor KB tentang kontrasepsi tubektomi
Segala sesuatu yang diketahui akseptor KB tentang kontrasepsi tubektomi
1.      Pengertian
2.      Indikasi dan kontraindikasi
3.      Syarat-syarat
4.      Waktu pelaksanaan
5.      Keuntungan dan kerugian
Kuesioner
Ordinal
Benar = 1
Salah = 0

Kriteria penilaian :
1.      Baik 76-100%
2.      Cukup 56-75%
3.      Kurang Baik
< 56%


3.6         Pengumpulan Data dan Analisa Data
3.6.1   Prosedur Pengumpulan Data
1.              Proses pengumpulan data
Setelah mendapat izin dari Ketua STIKES Dian Husada kemudian diajukan ke Bupati, lalu ke BAKESBANGPOLINMAS dan Dinas Kesehatan kemudian memohon surat untuk diajukan ke Kepala Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto kemudian peneliti mengadakan pendekatan kepada responden untuk mendapatkan persetujuan sebagai sampel. Terlebih dahulu peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian. Setelah responden bersedia, surat persetujuan menjadi responden dibagikan untuk ditandatangani oleh responden, lalu quesioner dibagikan pada responden. Setelah responden selesai mengerjakan quesioner diteliti kelengkapannya, bila belum lengkap responden diminta untuk melengkapinya kemudian dikumpulkan.
2.             Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat pada waktu penelitian menggunakan metode sesuatu (Arikunto, 2007). Pada penelitian ini menggunakan kuesioner atau angket yang diberikan kepada responden dengan pertanyaan dan jawaban yang sudah tersedia. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dimana responden (dalam hal angket) tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo, 2005). Kuesioner dalam penelitian berisi pertanyaan pengetahuan akseptor KB tentang kontrasepsi tubektomi sebanyak 12 soal.
3.             Waktu dan tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto pada bulan April -  Mei 2011.

3.6.2   Analisa Data
Langkah - langkah yang dilakukan peneliti dalam analisa data sebagai berikut :
1.             Editing
Seluruh data yang berkumpul diperiksa kembali oleh peneliti di lapangan untuk memastikan semua jawaban setelah diisi dan sesuai dengan maksud pertanyaan.

2.             Coding
Coding adalah pekerjaan memindahkan data dari daftar pertanyaan ke daftar yang akan memberikan informasi. Data yang diubah menjadi bentuk angka untuk mempermudah peneliti dalam mengolah data.
3.             Scoring
Memberi skor pada tiap butir soal sesuai dengan menggunakan ketentuan sebagai berikut :
Untuk menjawab yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0, hasil jawaban dari pembobotan, kemudian dijumlahkan dan dibandingkan dengan skor tertinggi lalu dikalikan 100%.
Rumus yang digunakan :
Keterangan :
N         : Nilai yang didapat
Sp        : Skor yang didapat
Sm       : Skor maksimal
Hasil penelitian ini dijadikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi kemudian diberi interpretasi atas data tersebut berdasarkan parameter yang dipakai dengan kriteria kualitatif (Nursalam, 2008) :
1).    Pengetahuan baik              : bila didapatkan hasil 76-100%
2).    Pengetahuan cukup                       : bila didapatkan hasil 56-75%
3).    Pengetahuan kurang                      : bila didapatkan hasil < 56%


4.             Tabulating
Merupakan kegiatan untuk mengelompokkan data sesuai dengan kriteria masing-masing. Kemudian kegiatan yang dilakukan adalah :
1).           Memberi skoring pada item yang ditentukan dalam definisi operasional.
2).           Menggunakan jenis data jika diperlukan disesuaikan atau dimodifikasi dengan teknik analisa yang digunakan.
3).           Kemudian disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dengan kriteria sebagai berikut (Arikunto, 2006)
(1).        100           %                     : Seluruhnya
(2).        75-99        %                     : Hampir seluruhnya
(3).        51 -74       %                     : Sebagian Besar
(4).        50             %                     : Setengahnya
(5).        25 - 49      %                     : Hampir setengahnya
(6).        1-24          %                     : Sebagian kecil
(7).        0               %                     : Tidak satupun

3.7         Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menekankan masalah etika dalam penelitian meliputi (Arikunto, 2006).
3.7.1  Informed Consent (lembar persetujuan)
Lembar persetujuan merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan, sehingga responden dapat memutuskan apakah bersedia atau tidak bersedia diikutikan dalam penelitian.
3.7.2 Anonimity (Tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden. Peneliti tidak memberikan nama responden pada lembar kuesioner dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data
3.7.3 Confidentiality (Kerahasiaan)
Untuk menjamin kerahasiaan dari hasil penelitian baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan di jamin kerahasiaannya oleh peneliti. Hanya data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

3.8         Keterbatasan
1.             Instrumen pengumpulan data (kuesioner) dirancang oleh peneliti sendiri dan belum pernah diuji coba.
2.             Peneliti merupakan peneliti pemula dan kurang berpengalaman dalam melakukan penelitian sehingga hasil penelitian belum dapat seoptimal mungkin.


DAFTAR PUSTAKA


DEPKES.2009.Buku Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta :JICA.

Hartono, H .2004. Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Hanafi, Hartanto. 2010. Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Handayani Sri. 2010 Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogjakarta Pustaka Rihama.


Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Bidan. Jakarta : EGC.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : EGC.

Meilani, Niken, dkk. 2010. Pelayanan Keluarga Berencana ( Dilengkapi dengan Penuntun Belajar ). Yogyakarta : Fitramaya

Meliono, Irmayanti, Dkk. 2007 MPKT Modul 1. Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI      (online).(http://id.wikipedia.org, diakses tanggal 25 maret 2011).

Muhibbinsyah. 2004. Psikologi Pendidikan Kesehatan. Jakarta : Rhineka Cipta


Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo soekidjo.2010.Ilmu Perilaku Kesehatan.Jakarta Rineka putra.


Nursalam. 2005. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo soekidjo. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Proverawati, Atika dkk. 2010. Panduan Memilih Kontrasepsi. Yogjakarta : Medical Book.

Rustam, Mochtar. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC

Syaifudin. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta :YBP-SP.


Sarwono. 2004. Ilmu Kebidanan.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka

Sumber http/id.wikipedia.org’wiki’Pengetahuan.diakses tanggal 25 maret 2011.

BAB 4
PEMBAHASAN
           
4.1         Hasil Penelitian
4.1.1   Gambaran Lokasi Penelitian
Desa Tampungrejo adalah desa yang terletak di Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto dengan luas 233.565 ha Adapun batas wilayah Desa Tampungrejo yaitu sebelah utara berbatasan dengan Desa ploso sari kec.puri  sebelah selatan berbatasan dengan Desa padang asri kec. Jati rejo sebelah barat berbatasan dengan Desa semengko kec.jati rejo dan sebelah timur berbatasan dengan Desa sambilawang kec. Dlanggu, Jumlah penduduk Desa Tampungrejo sebanyak  2435  jiwa dengan rincian penduduk laki – laki sebanyak 1158  jiwa dan penduduk perempuan sebanyak  1277 jiwa, fasilitas yang ada di Desa Tampungrejo Kec. Puri Kab. Mojokerto terdapat 1 SD, 1 SMP swasta, 2 musholla, dan 1 Polindes,mata pencaharian penduduk di Desa Tampungrejo sebagian besar sebagai petani dan rata-rata penduduknya berpendidikan dasar.

4.1.2   Data Umum
1.             Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Tabel 4.1  Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto Juni 2011

No
Usia
Frekuensi
Prosentase %
1.
2.
20 – 35 th
> 35 th
22
25
46,8
53,2
Jumlah
47
100
Sumber : Kuesioner Juni 2011
Dari tabel 4.1 didapatkan data usia responden lebih dari separuh berusia >35 sebanyak 25 responden (53,2 %).

2.             Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.2  Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto juni 2011

No
Pendidikan
Frekuensi
Prosentase %
1.
2.
3.

Dasar
Menengah
Pendidikan tinggi
33
10
4
70,2
21,3
8,5
Jumlah
47
100
Sumber : Kuesioner Juni 2011
Dari tabel 4.2 didapatkan data pendidikan responden hampir seluruhnya  responden berpendidikan dasar sebanyak 33 responden (48 %).
3.             Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4.3  Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto Juni 2011

No
Pekerjaan
Frekuensi
Prosentase %
1.
2.
3.
4.
PNS
Wiraswasta
Buruh tani
Ibu rumah tangga
2
4
9
32
4,3
8,5
19,1
68,1
Jumlah
47
100
Sumber : Kuesioner Juni 2011

Dari tabel 4.3 didapatkan data pekerjaan responden sebagian besar bekerja atau sebagai ibu rumah tangga sebanyak 32 responden (68,1%).



4.             Karakteristik Responden Berdasarkan Paritas
Tabel 4.4  Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Paritas di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto Juni 2011

No
Paritas
Frekuensi
Prosentase %
1.
2.
3.
1
2
> 3
9
11
27
19,1
23,4
57,5
Jumlah
47
100
Sumber : Kuesioner Juni 2011

Dari tabel 4.4 didapatkan data paritas responden lebih dari separuh mempunyai anak > 3 sebanyak 27 responden (57,5%).
4.1.3   Data Khusus
1.             Pengetahuan Tentang  Kontrasepsi Tubektomi
Tabel 4.5  Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Akseptor KB Tentang Kontrasepsi Tubektomi di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto Juni 2011

No
Tingkat Pengetahuan
Frekuensi
Prosentase %
1
2
3
Baik
Cukup
Kurang
3
17
27
6,4
36,2
57,4
Jumlah
47
100
Sumber : Kuesioner Juni 2011
Dari tabel 4.5 didapatkan data pengetahuan responden tentang kontrasepsi Tubektomi sebagian besar berpengetahuan kurang sebanyak 27 responden (57,4%)

4.2         Pembahasan
Hasil penelitan yang dilakukan di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto terhadap 47  responden menunjukkan hasil bahwa sebagian besar responden (57,4%) mempunyai pengetahuan kurang balik tentang kontrasepsi tubektomi yaitu 27 responden. Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu umur, pendidikan pekerjaan serta pengalaman yang dimiliki oleh responden.
Pengetahuan adalah merupakan hasil ‘‘tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan atau kognitif rnerupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tingkatan seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2010).
Berdasarkan umur responden pada table 4.1 diperoleh bahwa sebagian besar responden (53,2%) berusia > 35 tahun  sebanyak 25 responden. Menurut Mubarak (2007) menyatakan bahwa dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar ada 4 kategori perubahan pertama ; perubahan ukuran, kedua; perubahan proporsi, ketiga; hilangnya ciri-ciri lama, keempat; timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.Responden pada penelitian ini tergolong pada usia dewasa dimana pada usia ini proses berfikir seseorang sudah dapat dikatakan matang, maka seharusnya mereka mampu untuk mencari solusi dari suatu permasalahan yang sedang dihadapi terutama masalah penggunaan alat kontrasepsi. Banyaknya responden yang mempunyai pengetahuan kurang tentang alat kontrasepsi tubektomi kemungkinan karena mereka masih belum memperoleh informasi yang cukup tentang alat kontrasepsi itu, serta karena responden merasa masih belum waktunya untuk menggunakan kontrasepsi tersebut, sehingga mereka tidak mau meningkatkan pengetahuan mereka tentang alat kontrasepsi tubektomi.
Berdasarkan karakteristik pendidikan responden diperoleh data bahwa hampir seluruhnya responden (70,2%) mempunyai latar belakang pendidikan dasar (SD, SLTP) yaitu sebanyak 33 responden. Latipun (2004) menyatakan bahwa pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan karena pengetahuan dipengaruhi oleh pendidikan formal, dengan adanya pendidikan formal diharapkan pengetahuan seseorang akan semakin luas. Pendidikan responden pada penelitian ini tergolong pendidikan dasar, sehingga mereka akan mengalami kesulitan dalam memahami informasi yang diberikan, terutama tentang masalah kesehatan (masalah alat kontrasepsi), kurangnya responden dalam mengerti tentang alat kontrasepsi yang diberikan, sehingga banyak responden yang mempunyai pengetahuan kurang.
Pekerjaan responden dapat pula mempengaruhi pengetahuan responden, dimana pada table 4.3 diperoleh data bahwa sebagian besar responden (68,1 %) tidak bekerja atau sebagian ibu rumah tangga sebanyak 32 orang .Hal ini menunjukkan bahwa responden mempunyai banyak waktu luang untuk mencari informasi tentang netode kontrasepsi yang baik melalui bertukar informasi dengan teman, lingkungan atau mengikuti penyuluhan yang dilakukan tenaga kesehatan serta dapat memperolah informasi dari media cetak maupun elektronik. Akan tetapi adanya pandangan masyarakat yang menyatakan bahwa kebanyakan alat kontrasepsi metode operatif wanita hanya untuk ibu yang sudah mau memasuki usia lanjut. Kemungkinan informasi yang diterima oleh responden kebanyakan akan berpendapat seperti itu,sehingga banyak responden yang mempuyai informasi yang kurang tentang alat kontrassepsi tubektomi sesuai dengan teori mubarok (2007) yang menyatakan bahwa kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru.
Berdasarkan jumlah paritas   responden diperoleh data pada tabel 4.4 hampir setengahnya responden (57,5%) mempunyai mempunyai banyak anak > 3 yaitu 27 responden. Latipun (2004) menyatakan bahwa kebudayaan adalah gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan debgan belajar beserta keseluruan dari hasil budi dan karyanya ,keadaan ini menunjukkan bahwa respoden mempunyai cukup banyak pengalaman dalam menggunakan kontrasepsi.banyak responden yang mempunyai pengetahuan kurang kemungkinan karena budaya responden dimasyarakat bahwa alat kontrasepsi hanya digunakan pada saat menjelang usia tua atau juga karena informasi yang diterima dari tenaga kesehatan masih kurang dan responden enggan mencari informasi yang lain.
Sesuai dengan teori yang telah dibahas sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat pengetahuan akseptor KB tentang alat kontrasepsi tubektomi dipengaruhi oleh faktor pendidikan, usia, dan pekerjaan.







BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN

5.1         Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data bahwa sebagian besar responden berpengetahuan kurang sebanyak 27 responden (57,4%)

5.2         Saran
5.2.1   Bagi Peneliti selanjutnya
Diharapkan dapat mengkaji lebih dalam lagi bagi peneliti berikutnya dan dapat dipergunakan hasil penelitian ini sebagai data awal sehungga hasil penelitian dapat lebih optimal dan dapat membanggakan ilmu tentang penggunaan alat kontrasepsi .
5.2.2   Bagi Responden
Diharapkan responden lebih meningkatkan informasi yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan pengetahuan responden tentang alat kontrasepsi, baok melalui media cetak, elektronik, maupun mengikiti penyuluhan dari tenaga kesehatan.
5.2.3   Bagi Institusi Pendidikan
Hendaknya institusi pendidikan lebih meningkatkan pengetahuan tentang alat kontrasepsi dengan cara menambah literatur kepustakaan sehingga dapat menunjang materi tentang alat kontrasepsi sehingga proses pembelajaran dapat lebih aplikatif lagi dan dapat dipahami oleh mahasiawa.
5.2.4   Bagi Pelayanan Kesehatan
Diharapkan lebih intensif lagi dalam memberikan pendidikan kesehatan terutama tentang alat kontrasepsi metode opertatif wanita sehingga masyarakat lebih mengerti dan memahami tentang alat kontrasepsi yang cocok dan sesuai dengan kondisi kesehstan mereka.
TABULASI DATA KHUSUS PENGETAHUAN
No Responden
Usia
Pendidikan
Pekerjaan
Paritas
No. Soal
Skor

Prosentase
(%)
Kriteria
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1.
1
1
4
2
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
9
25
Kurang
2.
1
1
4
3
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
9
25
Kurang
3.
2
1
3
2
1
1
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
6
50
Kurang
4.
1
1
4
3
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
6
50
Kurang
5.
2
1
4
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
4
33,3
Kurang
6.
2
2
3
3
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
8
66,7
Cukup
7.
1
3
1
3
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
9
75
Cukup
8.
1
2
4
2
1
1
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
7
58,3
Cukup
9.
2
1
4
3
1
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
5
41,7
Kurang
10.
2
1
3
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
0
0
5
41,7
Kurang
11.
1
1
4
3
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
6
50
Kurang
12.
2
1
4
2
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
4
33,3
Kurang
13.
2
2
3
3
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
7
58,3
Cukup
14.
1
2
4
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
9
75
Cukup
15.
2
1
4
3
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
0
7
58,3
Cukup
16.
1
1
4
3
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
5
41,7
Kurang
17.
2
1
3
2
0
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
5
41,7
Kurang
18.
1
1
4
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
4
33,3
Kurang
19.
2
2
2
3
0
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
7
58,3
Cukup
20.
1
1
4
3
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
1
4
33,3
Kurang
21.
2
3
2
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
9
75
Cukup
22.
2
1
4
3
0
0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
6
50
Kurang
23.
1
1
4
2
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
3
25
Kurang
24.
2
1
4
3
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
4
33,3
Kurang
25.
1
2
2
3
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
9
75
Cukup
26.
1
1
4
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
5
41,7
Kurang
27.
2
1
4
3
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
4
33,3
Kurang
28.
1
1
4
3
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
4
33,3
Kurang
29.
2
2
3
2
0
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
7
50,3
Kurang
30.
2
1
4
3
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
4
33,3
Kurang
31.
1
1
4
3
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
25
Kurang
32.
2
1
4
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
6
50
Kurang
33.
1
2
3
3
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
8
66,7
Cukup
34.
2
3
4
3
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
10
83,3
Baik
35.
2
1
4
2
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
5
41,7
Kurang
36.
1
2
4
3
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
7
58,3
Kurang
37.
2
1
3
2
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
25
Kurang
38.
2
1
4
3
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
5
41,7
Kurang
39.
1
1
4
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
4
33,3
Kurang
40.
2
1
3
3
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
6
50
Kurang
41.
1
1
4
2
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
6
50
Kurang
42.
2
1
4
3
1
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
5
41,7
Kurang
43.
1
1
4
3
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
4
33,3
Kurang
44.
2
2
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
10
53,3
Kurang
45.
1
1
4
2
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
5
41,7
Kurang
46.
1
1
4
3
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
6
50
Kurang
47.
2
3
2
3
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
9
75
Cukup

Keterangan :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Paritas :
1
= 20-35 th
1
= SD/SMP
1
= Pegawai Negeri Sipil (PNS)
1
= 1
2
= > 35 th
2
= SMU
2
= Swasta
2
= 2


3
= Perguruan Tinggi (PT)
3
= Buruh Tani
3
= > 3




4
= IRT



Kriteria
Baik                 : 76 – 100 %
Cukup             : 56 – 76 %
Kurang                        : < 56 %






2 komentar:

  1. RUMAH SAKIT ISLAM SAKINAH MOJOKERTO
    Jalan RA Basuni 12 Sooko
    Kabupaten Mojokerto
    Jawa Timur indonesia
    Phone: (0321)
    321922,326991,329669.383715
    Sms:085746300533
    Fax: (0321) 329670
    Email: rsisakinah@telkom.net

    BalasHapus