KARYA TULIS
ILMIAH
GAMBARAN PENGETAHUAN AKSEPTOR KB TENTANG KONTRASEPSI TUBEKTOMI DI DS.
TAMPUNGREJO
KEC. PURI- KAB.MOJOKERTO
OLEH
:
LU’LU’UN
NAFIATUL UMMAH
NIM : 02.08.301
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA
MOJOKERTO
2011
GAMBARAN PENGETAHUAN AKSEPTOR KB TENTANG KONTRASEPSI TUBEKTOMI DI DS.
TAMPUNGREJO
KEC. PURI- KAB.MOJOKERTO
Diajukan Untuk Dipertanggungjawabkan Di
Hadapan Dewan Penguji
Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya
Kebidanan
Stikes
Dian Husada Mojokerto
OLEH :
LU’LU’UN
NAFIATUL UMMAH
NIM : 02.08.301
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN
HUSADA
MOJOKERTO
2011
SURAT PERNYATAAN
Yang
bertanda tangan di bawah ini :
Nama : LU’LU’UN NAFIATUL UMMAH
NIM :
02.08.301
Tempat,
tanggal lahir : Gresik, 15
Mei 1989
Institusi : STIKES DIAN HUSADA,
MOJOKERTO
Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Akseptor KB Tentang Kontrasepsi Tubektomi di Desa
Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto” adalah bukan Karya Tulis Ilmiah orang lain baik sebagian maupun keseluruhan,
kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.
Demikian surat pertanyaan saya buat dengan sebenar-benarnya dan
apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi akademis.
Mojokerto, Juni 2011
LU’LU’UN
NAFIATUL UMMAH
NIM. 02.08.301
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah Oleh : LU’LU’UN NAFIATUL UMMAH
NIM : 02.08.248
Judul : Gambaran Pengetahuan Akseptor KB Tentang Kontrasepsi Tubektomi di
Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto
Karya Tulis Ilmiah ini Telah Di
Setujui untuk Diujikan Dihadapan Dewan Penguji Pada Tanggal 01 Juli 2011
Mengetahui,
Pembimbing I
Dewi Kristyaningsih, S.KM
NPP : 10.02.042
|
Pembimbing II
Herlina, S.ST
NPP. 10.02.149
|
Mengetahui,
Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada
Ketua
Yulianto,
S.Kep.Ners.M.MKes
NPP. 10.20.045
LEMBAR PENGESAHAN
Telah Diuji dan Disahkan oleh Tim
Penguji pada Ujian Sidang Karya Tulis Ilmiah di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Dian Husada Mojokerto Pada Tanggal 01 Juli 2011
Tim Penguji Tanda
Tangan
Ketua : Dwi Setyorini, S.ST ......................
Anggota : 1. Herlina, S.ST .......................
2. Dewi Kristyaningsih, S.KM .......................
MOTTO
Hadapilah
kenyataan yang ada dan jangan kamu lari dari kenyataan hadapilah hidup ini
dengan indah dan biarlah yang berlalu biarlah berlalu dan jangan terus
memandang kebelakang sampai cita-citamu
tercapai
Hidup
ini jangan memandang rendah orang lain sebab belum tentu kemu lebih baik dalam
segala hal............
HALAMAN PERSEMBAHAN
Syukur Alhamdulillah akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini
terselesaikan,
walaupun tetesan air mata, keringat, pikiran dan
tenaga mengiringi serta menyertaiku dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
Karya Tulis Ilmiah ini kupersembahkan untuk :
1.
Syukuroon ya robbi...berkat Rahmat, Hidayah dan Ridho-Mu,
KTI ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya
2.
Bapak,
ibuku,adik-adikku (izza,iffa) dan keluarga besarku tercinta yang telah membina
dan memberikan dorongan moral, material dan spiritual serta telah rela
mengorbankan segalanya demi masa depanku .
3.
Bu
dewi kristyaningsih,S.KM dan bu Herlina,S.ST terima kasih atas semua bimbingan
yang telah diberikan sehingga KTI ini selesai.
4.
Teman-teman
kos (voulina,yuanita,retno,diva,diani,ika) “Makasih atas kebersamaannya selama
ini suka maupun duka”.
5.
Seluruh pimpinan, jajaran dan staff dosen stikes DH Q
ucapkan terima kasih
6.
Tuk seseorang yang senantiasa Q harapkan curahan
perhatian dan kasih Sayangnya, yang
selalu Q nantikan kehadirannya dalam hidup Q (HENDRI
WIBOWO)...Semoga Qt dipersatuhkan untuk sesuatu
hubungan yang diridhoi oleh Allah SWT, Amin...
7.
All my rfriends terima kasih untuk kehangatan sebuah persahabatan.
Teman-teman D3 kebidanan DH, perjuangan untuk menajadi seseoarng bidan baru
Dan segala pihak yang telah membantu dalam penyusunan KTI
ini.....
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa, Atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya, Sehingga dapat
terselesainya Karya Tulis Ilmiah dengan judul : “Gambaran Pengetahuan Akseptor KB Tentang Kontrasepsi Tubektomi di Desa Tampungrejo
Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto “ tepat pada
waktunya.
Dalam penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini penulis telah banyak menerima
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Kepala
Dinas Kabupaten Mojokerto yang telah memberikan ijin penelitian
2.
Kepala Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto
yang telah
memberikan ijin kepada penulis dalam pengambilan data sekaligus sebagai tempat
dalam melaksanakan penelitian
3.
Yulianto, S. Kep. Ners. M. Mkes selaku Ketua Stikes
Dian Husada Mojokerto
4.
Indra Yulianti, S.ST, M.Kes selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan Stikes Dian Husada Mojokerto
5.
Dewi Kristyaningsih,
S.KM, selaku
Pembimbing I dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
6.
Herlina,
S.ST selaku
Pembimbing II dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
7.
Responden
yang telah ikut berpartisipasi dalam penyusunan Karya tulis ilmiah ini
8.
Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan
materi dan juga kasih sayang kepada penulis
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis
Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang berguna untuk
perbaikan Karya Tulis Ilmiah selanjutnya.
Akhirnya semoga Karya Tulis
Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi diri
penulis pribadi serta semua pihak yang berkepentingan. Amin……..
Mojokerto, Juni 2011
Penulis
ABSTRAK
Kenyataan yang ada dilapangan banyak ibu
atau akseptior KB yang tidak mengetahui tentang alat kontrasepsi tubektomi atau
mereka memilih alat kontrasepsi hanya karena disuruh suami atau ikutan dengan
temannya. Saat ini banyak akseptor KB di Desa Tampungrejo Kec. Puri Kab.
Mojokerto tidak memakai alat kontrasepsi tubektomi karena mereka tidak
mengetahui dengan benar tentang alat kontrasepsi ini. Tujuan penelitian ini untuk
mengidentifikasi gambaran pengetahuan akseptor KB tentang alat kontrasepsi
tubektomi di Desa Tampungrejo Kec. Puri Kab. Mojokerto
Desain penelitian ini deskriptif. Variebel
penelitian ini yaitu pengetahuan akseptor KB tentang alat kontrasepsi tubektomi.
Populasi penelitian ini yaitu sebagian akseptor KB yang memenuhi kriteria
tubektomi di Desa Tampungrejo Kec. Puri Kab. Mojokerto, dengan populasi
sebanyak 53 orang, sampel diambil menggunakan purposive sampling sebanyak 47 responden. Data dikumpulkan menggunakan
kuesioner dan analisa dengan analisis
deskriptif statistic
Hasil penelitian yang dilakukan di Desa
Tampungrejo Kec. Puri Kab. Mojokerto terdapat 47 responden diperoleh hasil
sebagian besar responden mempunyai pengetahuan kurang tentang alat kontrasepsi
tubektomi yaitu 27 responden (57,4 %)
Bagi tenaga kesehatan diharapkan lebih
itensif lagi dalam memberikan pendidikan kesehatan terutama tentang alat
kontrasepsi tubektomi sehingga masyarakat lebih mengerti dan memahami tentang
alat kontrasepsi yang cocok dan sesuai dengan kondisi kesehatan mereka.
Kata
Kunci : Pengetahuan, Kontrasepsi, Kontrasepsi Tubektomi
ABSTRACT
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman
Sampul Dalam...................................................................................
i
Halaman
Pernyataan.........................................................................................
ii
Halaman
Persetujuan........................................................................................
iii
Halaman
pengesahan........................................................................................
iv
Motto................................................................................................................
v
Halaman
Persembahan......................................................................................
vi
Kata
Pengantar.................................................................................................
vii
Abstrak.............................................................................................................
ix
Abstract............................................................................................................
x
Daftar Isi..........................................................................................................
xi
Daftar
Tabel......................................................................................................
xiv
Daftar Gambar..................................................................................................
xv
Daftar
Lampiran...............................................................................................
xvi
Daftar
Singkatan dan
Lambang.......................................................................
xvii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang........................................................................................
1
1.2
Rumusan Masalah .................................................................................. 3
1.3
Tujuan Penelitian.....................................................................................
3
1.3.1
Tujuan Umum ......................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................
4
1.4.1
Bagi Peneliti ........................................................................................... 4
1.4.2
Bagi Responden . ................................................................................... 4
1.4.3
Bagi Lahan Penelitian.............................................................................
4
BAB 2 TINJAUAN TEORI
2.1
Konsep Dasar Pengetahuan.....................................................................
5
2.1.1
Pengertian Pengetahuan..........................................................................
5
2.1.2
Komponen Tingkat Pengetahuan............................................................
5
2.1.3
Proses Penyerapan Ilmu
Pengetahuan.....................................................
8
2.1.4
Cara Memperoleh Pengetahuan...............................................................
9
2.1.5
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pengetahuan..................................
11
2.1.6
Kriteria Tingkat Pengetahuan
................................................................. 13
2.2
Konsep Dasar Kontrasepsi......................................................................
13
2.2.1
Pengertian Kontrasepsi............................................................................
13
2.2.2
Metode Kontrasepsi ............................................................................... 14
2.3
Konsep Dasar Kontrasepsi MOW
.......................................................... 18
2.3.1
Pengertian ............................................................................................... 18
2.3.2
Klasifikasi ............................................................................................... 18
2.3.3
Syarat-Syarat MOW ............................................................................... 19
2.3.4
Waktu Pelaksanaan MOW......................................................................
20
2.3.5
Mekanisme Kerja Kontap........................................................................
20
2.3.6
Keuntungan dan Kekurangan
MOW......................................................
20
2.3.7
Komplikasi pemasangan MOW...............................................................
21
2.4
Kerangka Konseptual..............................................................................
23
BAB 3 METODE
PENELITIAN
3.1
Desain Penelitian.....................................................................................
24
3.2
Kerangka Kerja.......................................................................................
24
3.3
Sampling Desain......................................................................................
25
3.3.1
Populasi...................................................................................................
25
3.3.2
Sampel.....................................................................................................
25
3.3.3
Sampling..................................................................................................
26
3.4
Identifikasi Variabel ............................................................................... 27
3.5
Definisi Operasional................................................................................
27
3.6
Pengumpulan Data dan Analisa
Data.....................................................
28
3.6.1
Prosedur Pengumpulan Data...................................................................
28
3.6.2
Analisa Data............................................................................................
29
3.7
Etika Penelitian.......................................................................................
31
3.7.1
Informed Consent (lembar
persetujuan)..................................................
31
3.7.2
Anonimity (Tanpa nama).........................................................................
32
3.7.3
Confidentiality
(Kerahasiaan).................................................................
32
3.8
Keterbatasan............................................................................................
32
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................ 33
4.1.1
Karakteristik lokasi penelitian ................................................................ 33
4.1.2
Data umum ............................................................................................. 33
4.1.3
Data Khusus ........................................................................................... 35
4.2
Pembahasan.............................................................................................
35
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan.......................................................................................................
39
5.2 Saran.............................................................................................................
39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional Gambaran Pengetahuan
Akseptor KB Tentang Kontrasepsi Tubektomi di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri
Kabupaten Mojokerto.......... 28
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Umur di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto Juni
2011...................................................
33
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Pendidikan di di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten
Mojokerto juni 2011............................................
34
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Pekerjaan di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto
Juni 2011...................................................
34
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Paritas di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto Juni
2011...................................................
35
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Pengetahuan Akseptor KB Tentang Kontrasepsi Tubektomi di Desa Tampungrejo
Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto Juni 2011 35
DAFTAR
GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka
Konseptual Gambaran Pengetahuan Akseptor KB Tentang Kontrasepsi Tubektomi Di
Desa Tampungerejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto. 23
Gambar 3.1 Kerangka
Kerja Gambaran Pengetahuan Akseptor KB Tentang Kontrasepsi Tubektomi di Desa
Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto
25
DAFTAR
LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Surat Studi
Pendahuluan Ke Puskesmas............................
35
Lampiran 2 : Surat Studi
Pendahuluan Ke Kepala Desa.........................
36
Lampiran 3 : Surat Studi
Pendahuluan Ke BPS......................................
37
Lampiran 4 : Surat Balasan Penelitian Dari
Kepala Desa........................
38
Lampiran 6 :
Formulir Persetujuan menjadi responden...........................
39
Lampiran 7 :
Pernyataan Bersedia Menjadi responden...........................
40
Lampiran 8 :
Kisi – Kisi kuesioner..........................................................
41
Lampiran 9 :
Lembar Kuesioner..............................................................
42
Lampiran 10 :
Lembar Konsultasi.............................................................
45
DAFTAR
SINGKATAN DAN LAMBANG
DAFTAR SINGKATAN
Amd.keb :
Ahli Madya Kebidanan
ASI : Air Susu Ibu
BPMKP : Badan
Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana
BPS : Bidan Praktek Swasta
DEPKES : Departemen
Kesehatan
Dinkes : Dinas
Kesehatan
IUD : Intra Uterine Device
KB : Keluarga Berencana
MOW : Metode
Operatif Wanita
PMS : Penyakit Menular Seksual
PUS : Pasangan Usia Subur
SDKI : Studi
Dasar Demografi dan Kesehatan Indonesia
DAFTAR LAMBANG
% : Persen
≤ : Kurang dari sama dengan
≥ : Lebih dari sama dengan
= :Sama dengan
? : Tanda tanya
, : Koma
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Program
keluarga berencana nasional dan program pembangunan bidang kesehatan adalah
bagian dari upaya mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia
melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk, di dalam peningkatan
derajat kesehatan masyarakat, khususnya ibu dan anak (BKKBN, 2006). Keluarga
berencana adalah salah satu pelayanan kesehatan yang paling dasar dan utama
bagi wanita. Salah satu metode kontrasepsi yang digunakan oleh ibu adalah
Metode Operatif Wanita (MOW). Kontrasepsi MOW adalah kontrasepsi mantap (sterilisasi) adalah cara pengendalian
fertilitas yang paling lazim dipakai oleh pasangan umur lebih dari 30 tahun.
Sterilisasi ini bertujuan membatasi jumlah anak dan adanya rasa takut terhadap resiko
kehamilan pada umur lebih dari 30 tahun (Baladewa, 2006). Saat ini masih banyak
Wanita Usia Subur (WUS) di Ds. Tampungrejo Kec. Puri
Kab. Mojokerto tidak memakai kontrasepsi Metode Operatif Wanita (MOW) yang
seharusnya mereka sudah menggunakan kontap akan tetapi banyak diantara mereka Wanita Usia Subur (WUS) yang masih menggunakan
kontrasepsi lain dengan alasan tidak diijinkan oleh suami, ketakutan akseptor sendiri dan tidak mengetahui dengan benar alat kontrasepsi
ini.
Hasil Survey
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI ) tahun 2010 memperlihatkan proporsi
peserta KB yang menduduki proporsi peringkat pertama KB suntik (96,5 %) dan
yang menduduki peringkat terakhir KB MOW (3 %), proporsi akseptor KB yang
menduduki peringkat pertama KB suntik sebanyak 413.176 akseptor, yang menduduki
peringkat terakhir KB MOW sebanyak 3550 akseptor (Dinkes Jatim, 2010). Adapun
pengguna kontrasepsi KB baru di Kabupaten Mojokerto per 31 Januari 2011 yang
menduduki peringkat pertama KB suntik sebanyak 6.152 akseptor dan yang
menduduki peringkat terakhir KB MOW sebanyak 202 akseptor. (BPMPKB, 2011). Pengguna
kontrasepsi di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto bulan
Desember 2010 yang menduduki peringkat pertama KB suntik sebanyak 266 akseptor
dan yang menduduki peringkat terakhir KB MOW sebanyak 2 akseptor. Dan di Desa Tampungrejo Kecamatan
Puri Kabupaten Mojokerto terdapat sebanyak 53 ibu - ibu yang masuk dalam kriteria
tubektomi. Hasil studi pendahuluan pada tanggal 19 januari 2011 hasil wawancara
dengan 10 responden diperoleh data 9 responden yang menyatakan bahwa mereka
tidak memakai MOW karena mereka tidak mengetahui tentang alat kontrasepsi
sterilisasi tetapi mereka memakai alat kontrasepsi lain seperti suntik dan pil,
1 orang menyatakan bahwa mereka sudah cukup mengerti tentang fungsinya dan efek
samping dari metode MOW ini. Tetapi mereka tidak menggunakan kontrasepsi MOW.
Banyak akseptor
KB (khususnya WUS) yang tidak menggunakan kontap (sterilisasi). Ada beberapa
hal yang menjadi alasan Wanita Usia Subur (WUS)
untuk tidak menggunakan alat kontrasepsi MOW (sterilisasi) salah satunya adalah
kurangnya pengetahuan ibu yang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
usia, pendidikan, pekerjaan, dan sumber informasi yang diterima oleh ibu
tentang alat kontrasepsi ini masih belum dapat ditingkatkan, dan dampak dari
kurangnya pengetahuan akseptor KB tentang kontrasepsi tubektomi adalah jumlah
akseptor KB MOW akan semakin berkurang dan program keluarga berencana yang
telah dicanangkan tidak akan berjalan dengan optimal.
Upaya yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang alat kontrasepsi
metode operatif wanita antara lain dengan cara pembinaan dan pemberian
penyuluhan secara intensif dari tenaga kesehatan tentang metode operatif wanita
serta dukungan dan kerjasama dari pasangan (suami) dam keluarga. Selain itu
calon akseptor diharapkan juga lebih aktif dalam mencari informasi baik melalui
media massa seperti koran, majalah, televise atau radio.
1.2
Rumusan Masalah
“ Bagaimana gambaran pengetahuan ibu tentang
kontrasepsi tubektomi di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto ? “
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan
Umum
Mengidentifikasi
gambaran pengetahuan ibu tentang kontrasepsi tubektomi di Desa Tampungrejo
Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi
Peneliti
Dapat digunakan
sebagai data dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan sebagai
pengalaman dalam melakukan suatu penelitian serta dapat mengaplikasikan ilmu
yang didapat di bangku kuliah.
1.4.2
Bagi Lahan Penelitian
Dapat dijadikan
sebagai acuan dalam rangka meningkatkan pelayanan dalam pemakaian alat
kontrasepsi dengan cara pemberian pendidikan kesehatan tentang alat kontrasepsi
yang dapat meningkatkan pengetahuan akseptor KB sehingga akseptor KB dapat
memilih alat kontrasepsi yang tepat dan nyaman.
BAB 2
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Konsep Dasar Pengetahuan
2.1.1
Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan
ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tingkatan seseorang (overt behavìor) (Notoatmodjo, 2010).
Sedangkan isi pengetahuan itu sendiri berupa
konsep-konsep dan fakta vang dapat ditularkan kepada orang lain melalui
ekspresi tulisan atau lisan, (Muhibinsyah, 2004).
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat
yang diketahui atau disadari oleh seseorang. (Meliono, 2007).
2.1.2
Komponen Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan dibedakan menjadi beberapa
tingkat kemampuan atau disebut domain pengetahuan. Menurut B. C. Bloom ada
tingkat domain pengetahuan yang dianut sampai saat ini yaitu domain kognitif,
domain afektif dan domain psikomotor (Notoadmodjo, 2005).
1.
Domain Kognitif
Domain kognitif merupakan domain pengetahuan
yang berhubungan dengan penalaran. Domain ini masih dibagi 6 tingkatan yaitu :
1).
Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu
materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk mengingat kembali (recall) terhadap
suatu rangsangan yang telah diterima.
2).
Memahami (comprehension)
Memahami adalah suatu kemampuan menjelaskan
secara benar tentang obyek yang dketahui dan dapat menginterprestasikan materi
secara benar.
3).
Aplikasi (Aplication)
Aplikasi adalah suatu kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari situasi dan kondisi sebenarnya (real).
4).
Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
obyek ke dalam komponen- komponen tetapi masih dalam struktur organisasi
tersebut.
5).
Sintesis (syntesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk
melakukan atau menghubungkan bagían bagían di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru.
6).
Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi adalah suatu kemampuan untuk
melakukan penilaian terhadap suatu materi atau obyek.
2.
Domain Afektif
Domain afektif berhubungan dengan sikap,
nilai, interest, apresiasi (penghargaan, dan penyesuaian perasaan sosial).
Domain afektif ada 5 tingkatan
yaitu :
1).
Kemauan menerima
Merupakan suatu keinginan untuk
memperhatikan suatu gejala atau rangsangan tertentu.
2).
Kemauan menanggapi
Kemampuan menanggapi, menunjuk pada
partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu.
3).
Berkeyakinan
Berkenaan dengan kemauan menerima sistem
nilai - nilai tertentu pada diri individu.
4).
Penerapan karya (pengorganisasi)
Berkenaan dengan penerimaan berbagai system
nilai yang berbeda - beda dan diintegrasikan kepada nilai - nilai yang lebih tinggi
5).
Ketekunan dan Ketelilian
Pada tingkat ini suatu sistem nilai sudah
menyatu dengan pribadinya dalam arti semua tingkah laku diwarnai oleh keyakinan
nilai tersebut seperti selalu bersifat obyektif, konsekuen terhadap perbuatan,
jujur, bersedia berkorban.
3.
Domain Psikomotor
Domain Psikomotor adalah domain yang
mencakup tujuan atau kemampuan yang berhubungan dengan ketrampilan yang
bersifat motorik. Domain kognitif ini ada 7 tingkatan yaitu :
1).
Persepsi
Berkenaan dengan penggunaan indera dalam
melakukan kegiatan.
2).
Kesiapan untuk melakukan
sesuatu
Berkenaan dengan kesiapan mental (fìsikaf)
dan kesiapan emosi perasaan (emosional set) untuk melakukan
tindakan.
3).
Respon Terbimbing
Berkenaan tindakan melakukan peniruan,
mengulangi perbuatan seperti yang diperintahkan.
4).
Mekanisme
Mekanisme adalah tujuan atau kemampuan
respon yang telah terlatih dimana seseorang melakukan secara tepat tanpa
petunjuk terlebih dahulu.
5).
Reaksi Komplek
Berkenaan dengan kemampuan gerakan motorik
yang bersifat memadukan berbagai keterampilan yang tidak dikuasai lewat
mekanisme.
6).
Adaptasi
Adaptasi adalah suatu kemahiran dalam
melakukan sesuatu gerakan tersebut dimodifikasikan secara otomatis sesuai
dengan kondisi.
7).
Organisasi
Organisasi adalah ketrampilan seseorang yang
menunjuk pada penciptaan gerakan - gerakan baru untuk menyuarakan dengan
situasi atau masalah tertentu. Ketrampilan ini bertaraf tinggi seperti
penciptaan pola baru.
2.1.3
Proses Penyerapan Ilmu
Pengetahuan
Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan
lebih langgeng dari pada perilaku vang tidak didasari oleh pengetahuan.
Notoatmodjo (2005) mengungkapkan bahwa suatu pesan yang dìterima oleh setiap
individu akan melalui lima tahapan
1.
Awareness (kesadaran)
Dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek).
2.
Interest (merasa
tertarik)
Dimana orang tersebut tertarik terhadap
obyek, disini sikap subyek sudah mulai timbul.
3.
Evaluation (menimbang-nimbang)
Dimana orang tersebut menimbang-nimbang
terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.
4.
Trial (mencoba)
Dimana subyek mulai mencoba melakukan
sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
5.
Adoption (adopsi)
Dimana subyek telah berperilaku sesuai
dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
2.1.4
Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut (Gurameasamanis, 2008) dalam upaya
memperoleh pengetahuan dan memahami sesuatu, umumnya manusia melakukan satu
atau lebih metode untuk memperoleh pengetahuan. Secara garis besar, metode yang
biasa dilakukan untuk memperoleh pengetahuan berjumlah empat metode. Keempat
metode ini biasa disebut sebagai metode memperoleh pengetahuan atau methods
of knowing, yaitu :
1.
Tenacity
Yang dimaksud dengan metode tenacity adalah cara memperoleh pengetahuan
yang dilakukan dengan sangat meyakini sesuatu, meski bisa jadi apa yang
diyakininya belum tentu benar. Keyakinan ini disebabkan karena hal yang
diyakini tersebut umumnya terjadi.
Contoh : seseorang yang
meyakini bahwa warna biru adalah warna keberuntungan karena sering memperoleh
hal-hal yang menyenangkan setiap kali ia bersinggungan dengan warna biru,
seperti memakai baju biru, membeli barang berwarna biru, dan lainnya.
2.
Authority
Yaitu metode memperoleh
pengetahuan dengan mempercayakan pada pihak yang dianggap kompeten.
Contoh : seseorang percaya
bahwa besok akan turun hujan karena ia percaya dengan informasi yang diberikan
oleh prakiraan cuaca esok hari.
3.
Apriori
Metode memperoleh
pengetahuan dengan menitikberatkan pada kemampuan nalar dan intuisi diri
sendiri, tanpa mempertimbangkan informasi dari pihak luar.
Contoh: seseorang yang
tengah tersesat namun mempercayakan dirinya untuk menemukan jalan keluar tanpa
ada keinginan untuk bertanya.
4.
Science
Cara memperoleh pengetahuan
dengan melakukan serangkaian cara-cara ilmiah, seperti mengajukan dugaan, pengujian
dugaan, pengontrolan variabel, hingga penyimpulan. Cara ini dianggap sebagai
cara yang paling dapat diyakini kebenarannya atas pengetahuan yang diperoleh.
Hal ini karena pada science telah
dilakukan serangkaian uji coba sebelum akhirnya memperoleh pengetahuan berupa
kesimpulan, yang mana pengujian-pengujian seperti ini tidak ditemukan pada
ketiga metode sebelumnya.
2.1.5
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pengetahuan
Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan adalah faktor internal dan eksternal.
1.
Faktor internal
1).
Umur
Menurut Nursalam (2007) umur
adalah usia ibu yang terhitung dari mulai saat dilahirkan sampai saat berulang
tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
matang dalam berfikir dan bekerja. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman
kematangan jiwanya.
2).
Tingkat pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan
yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah
suatu cita-cita tertentu. Jadi dapat dikatakan pendidikan menentukan manusia
untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi, misalnya hal-hal yang
menunjang kesehatan. Makin tinggi pendidikan seseorang, makin mudah menerima
informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya (Nursalam,
2004)
3).
Pekerjaan
Menurut Nursalam (2005) manusia
memerlukan suatu pekerjaan untuk dapat berkembang dan berubah, seseorang
bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu dan dengan bekerja ibu
akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga
2.
Faktor Eksternal
1).
Sosial Ekonomi
Ekonomi merupakan sesuatu
yang berhubungan dengan pemanfaatan uang, waktu, tenaga dan sebagainya yang
berharga (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2004). Kemampuan ekonomi yang rendah
akan berakibat terhadap tingkat pengetahuan dan kecerdasan. Pengetahuan yang
terbatas merupakan factor penghambat untuk menerima suatu motifasi dalam bidang
kesehatan.
2).
Sosial Budaya
Sosial budaya adalah hal-hal
yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, moral, hokum, adat
istiadat, kemampuan-kemampuan serta kebiasaan berevolusi dimuka bumi ini hingga
sekarang yang dijadikan milik dirinya sebagai karya, karsa dan cipta dari
masyarakat. Adat atau social budaya membawa pengaruh dalam penerimaan
informasi.
3).
Sumber Informasi
Informasi merupakan
penerangan, keterangan, pemberitahuan, kabar atau berita (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2004).
Informasi dapat diperoleh di
rumah, di sekolah, lembaga organisasi, media cetak, televise dan tempat
pelayanan kesehatan. Ilmu pengetahuan dan teknologi membutuhkan informasi
sekaligus menghasilkan informasi. Jika pengetahuan berkembang sangat cepat,
maka informasi berkembang sangat cepat pula. Tindakan pengetahuan menimbulkan
tindakan informasi. Adanya tindakan pengetahuan sebagai akibat perkembangan
dalam bidang ilmu dan penelitian maka semakin banyak pengetahuan baru
bermunculan.
2.1.6
Kriteria Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan menurut Nursalam
(2008), tingkat pengetahuan dapat dipersentasikan berupa prosentase dan
ditafsirkan dengan kalimat yang bersifat kualitatif yaitu :
1.
Baik : (76% - 100%)
2.
Cukup : (56% - 75%)
3.
Kurang : ( ≤ 56%)
2.2
Konsep Dasar Kontrasepsi
2.2.1
Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah
menghindari atau mencegah terjadinya
kehamilan sebagai akibat pertemuan sel telur yang matang dengan sel
sperma (Depkes RI, 1999, dikutip Herdi Maryadi. 2004)
kehamilan sebagai akibat pertemuan sel telur yang matang dengan sel
sperma (Depkes RI, 1999, dikutip Herdi Maryadi. 2004)
Kontrasepi adalah upaya
untuk mencegah terjadinya kehamilan, upaya itu dapat bersifat sementara, dapat
pula bersifat permanen, penggunaan kontrasepsi merupakan salah suatu variabel
yang mempengaruhi fertilitas (Sarwono, 2004)
Kontrasepsi adalah upaya
mencegah kehamilan yang bersifat
sementara atau menetap. Kontrasepsi dapat dilakukan tanpa alat, atau dengan operasi (Arif. M, 2007).
sementara atau menetap. Kontrasepsi dapat dilakukan tanpa alat, atau dengan operasi (Arif. M, 2007).
2.2.2
Metode Kontrasepsi
Menurut Haranto. H (2004)
pembagian metode kontrasepsi adalah
sebagai berikut
sebagai berikut
1.
Metode Sederhana
1).
Tanpa alat
(1).
KB alamiah
(2). Metode kalender: menentukan waktu
ovulasi dari data haid yang dicatat seama 6-12 bulan terakhir. Problem terbesar
dengan metode kalender adalah bahwa jarang ada wanita yang mempunyai siklus
haid teratur setiap 28 hari.
(3). Metode Suhu Badan Basal (Termal) :
merupakan metode yang menggunakan peninggian suhu badan basal mulai 1-2 hari
setelah ovulasi.
(4). Metode lendir serviks : merupakan
metode kontrasepsi yang menggunakan perubahan siklis dari lendir serviks yang
terjadi karena perubahan kadar estrogen.
(5). Metode Sympto Termal : merupakan
metode kombinasi antara bermacam metode KB alamiah untuk menentukan masa
subur/ovulasi.
(6). Senggama terputus : metode
keluarga berencana tradisional, dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya
(penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi.
(7). Metode Amenorea Laktasi Menurut
Saifudin (2006) adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu ibu
(ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau
minuman apaun lainnya.
2).
Dengan alat
(1). Mekanis
(2). Kondom yaitu merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai
bahan diantaranya lateks (karet), plastic (vinil), atau bahan alami (produksi
hewani) yang dipasang pada penis saat hubungan seksual.
(3). Kimiawi
Spemisida adalah
bahan kimia (biasanya non oksinol - 9) digunakan untuk menonaktifkan atau
membunuh sperma. Terdiri atas 1). Jelly: dibuat dari bahan yang larut dalam
air, akan mencair pada suhu badan dan dengan cepat menyebar di dalam vagina,
daya perlindungan dicapai segera setelah pemberian; 2). Cream : dibuat dari
lemak yang tidak larut dalan air, misalnya gliserin, stearat, setelah
dimasukkan ke dalam vagina cream tetap berada pada tempatnya dan tidak menyebar
lebih jauh.
(4).
Daya perlindungan dicapai
segera setelah pemberian
(5).
Foam/Busa : akan mengisi vagina
dengan gelembung - gelembung busa yang mengandung permisid-nya
(6).
Tablet busa ( foam tablet) :
dengan adanya secret vagina, tablet busa akan menghasilkan CO2 yang selanjutnya
akan menyebarkan spermisidanya, memerlukan waktu 10 menit sebelum boleh
senggama, tablet busa yang terkenal : tablet Neo Sampson.
(7).
Suppositoria : dapat berbentuk
yang larut dalam air atau yang berbahan dasar lilin yang tidak larut dalarn
air, akan meleleh pada suhu badan, perlu menunggu 5-30 menit sebelum boleh
bersenggama.
(8).
Soluble film : memakai polyvinyl
alkohol dan gliserin atau bahan-bahan lainnya, berbentuk plastic yang
menyerupai kertas, berukuran 2 x 2 inci, mengandung 72 mg nonoxynol-9 dilipat
sekali kemudian dimasukkan ke dalam vagina 5 menit sebelum mulai bersenggama.
2.
Metode Modern
1).
Kontrasepsi Hormonal
(1).
Pengertian
Metode kontrasepsi hormonal adalah metode
kontrasepsi dimana dalam mencegah kehamilan menggunakan hormon estrogen dan
progesterone
(2).
Macam macam kontrasepsi
hormonal
(1).
Kontrasepsi Oral merupakan
salah satu jenis kontrasepsi hormonal yang berbentuk pil. Terdapat dua macam
kontrasepsi pil yaitu :
Pil oral kombinasi adalah pil oral yang mengandung estrogen dan
progesterone.
Pil dengan progestin saja (mini pil) adalah kontrasepsí oral yang
mengandung hormon progestin saja.
(2).
Kontrasepsi suntikan
Injeksi atau suntikan merupakan salah satu jenis kontrasepsi
hormonal yang aman, sederhana dan efektif.
(3).
Suntikan kombinasi (cyclofem) terdiri dari 25 Mg depo medroksi
progesteron asetat dan 5 Mg extradiol sipionat secara IM setiap 1 bulan sekali
(4).
Sub-kutis implant
Merupakan alat kontrasepsi yang pemakaiannya memerlukan
tindakan pembedahan kecil.
tindakan pembedahan kecil.
2).
Intra Uterine Devices (IUD)
Merupakan alat kontrasepsi yang
pemakaiaannya dimasukkan kedalam rahim.
3).
Kontrasepsi post koita/ (kontrasepsi
pasca senggama)
Merupakan metode kontrasepsi cadangan untuk
keadaan darurat
waktu terjadi senggama yang tidak direncanakan sehelurnnya dan tidak dilindungi oleh metode kontrasepsi apapun, dan dimana pemberian atau pelaksanaan kontrasepsinya dapat diiakukan dalam waktu 72 jam setelah senggama.
waktu terjadi senggama yang tidak direncanakan sehelurnnya dan tidak dilindungi oleh metode kontrasepsi apapun, dan dimana pemberian atau pelaksanaan kontrasepsinya dapat diiakukan dalam waktu 72 jam setelah senggama.
2.3
Konsep Dasar Kontrasepsi MOW
2.3.1
Pengertian
Kontrasepsi mantap (sterilisasi) adalah
suatu cara / tindakan yang dilakukan untuk menghentikan fertilitas / kehamilan
dalam jangka waktu panjang, sehingga orang / pasangan yang bersangkutan tidak
akan mendapat keturunan lagi, walaupun kadang-kadang dapat dipulihkan kembali
seperti semula (Sarwono, 2005).
Kontrasepsi mantap (sterilisasi) adalah cara
pengendalian fertilitas yang paling lazim di pakai oleh pasangan umur lebih 30
tahun. Sterilisasi ini bertujuan membatasi jumlah anak dan adanya rasa takut
terhadap resiko kehamilan pada umur lebih dari 30 tahun (Baladewa, 2006).
2.3.2
Klasifikasi
1.
Kontap Pria (Vasektomi) : adalah setiap tindakan
pada saluran bibit pria yang mengakibatkan orang / pasangan yang bersangkutan
tidak akan mendapat keturunan lagi (Sarwono, 2005).
2.
Kontap Wanita (Tubektomi/metode operatif
wanita) : adalah setiap tindakan pada saluran telur wanita yang mengakibatkan
orang / pasangan vang bersangkutan tidak akan mendapat keturunan lagi (Sarwono,
2006).
3.
Indikasi dan kontraindikasi
Indikasi MOW menurut Syaifudin indikasi
pemasangan MOW yaitu penghentian fertilitas atas indikasi medik seperti :
kelainan jiwa, kemungkinan kehamilan yang dapat membahayakan jiwa ibu, penyakit
keturunan, Kontrasepsi permanen, membatasi jumlah anak.
Menurut Thomas (2008) indikasi pemasangan
metode operatif wanita (MOW) yaitu : keluarga telah lengkap setelah berumur 30
tahun, kontraindikasi untuk hamil, intoleran metode kontrasepsi lain,
kontrasepsi mantap seharusnya ditawarkan pada wanita dibawah 30 tahun hanya
dalam keadaan sangat khusus.
Sedangkan indikasi pemasangan metode
operatif wanita menurut Hanafi (2004) yaitu : usia > 26 tahun, paritas >
2 tahun, yakin telah memenuhi keluarga besar yang sesuai dengan kehendaknya,
pada kehamilannya akan menimbulkan resiko kesehatan yang serius, pasca
persalinan, pasca keguguran, paham dan sukarela setuju dengan prosedur ini.
Sedangkan kontraindikasinya antara lain : hamil (sudah terdeteksi atau
dicurigai), perdarahan vaginal yang belum menjelaskan (hingga harus
dievaluasi), infeksi sitemik atau pelvik yang akut, tidak boleh menjalani
proses pembedahan, kurang pasti mengenal keinginannya untuk fertilitas di masa
depan, belum memberikan persetujuan tertulis. Sedangkan menurut Winkjosastro
(2005) indikasi pemasangan MOW yaitu : umur termuda 25 tahun dengan 4 anak
hidup, umur 30 tahun dengan 3 anak
hidup dan umur 35 tahun dengan 2 anak hidup.
2.3.3
Syarat-Syarat MOW
Menurut (Syaifudin, 2006) syarat-syarat
MOW meliputi :
1.
Syarat Sukarela
Meliputi antara lain pengetahuan pasangan
tentang cara-cara kontrasepsi ini, resiko dan keuntungan kontrasepsi mantap dan
pengetahuan tentang sifat permanennya cara kontrasepsi ini.
2.
Syarat bahagia
Di lihat dari ikatan perkawinan yang syah
dan harmonis umur istri sekurang-kurangnya 30 tahun dengan sekurang-kurangnya
mempunyai 2 orang anak hidup dan anak terkecil berumur lebih dari 2 tahun.
3.
Syarat Sehat
Kemungkinan rekanalisasi hendaknya selalu
ada pada pikiran dokter operator bukan pada pikiran calon akseptor. Sehingga
hasil akhir dari pemakaian alat kontrasepsi ini dapat memuaskan dan menciptakan
keluarga yang sehat dan bahagia.
2.3.4
Waktu Pelaksanaan MOW
Waktu pelaksanaan MOW menurut Thomas (2005)
yaitu : saat melakukan sectio sesarea, setelah abortus, setelah bersalin,
setiap saat yang diinginkan.
2.3.5
Mekanisme Kerja Kontap
Pada prinsipnya kontap adalah suatu cara/tindakan
yang dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan fertilitas/kehamilan dalam
jangka waktu panjang/permanen, yaitu dengan jalan oklusi/pengambilan sebagian
saluran telur pada wanita. Tindakan ini dilakukan dengan operasi dalam waktu yang singkat dan aman serta
mempunyai efektivitas yang tinggi dan efek sampingnya relative sangat minimal.
2.3.6
Keuntungan dan Kekurangan MOW
Menurut Hanafi (2003) keuntungan dan kekurangan MOW adalah :
1.
Keuntungan
Sangat efektif (0,2 – 4 kehamilan per 100
perempuan selama tahun pertama penggunaan), permanen, tidak mempengaruhi proses
menyusui, tidak bergantung pada faktor senggama, baik bagi klien apabila
kehamilan akan menjadi resiko kesehatan yang serius, pembedahan sederhana,
dapat dilakukan dengan anestesi lokal / umum, waktu pembedahan dan perawatan
singkat, angka kegagalan sangat rendah / bahkan irreversible, mempunyai nilai diagnostik, tidak ada perubahan dalam
fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi hormon ovarium), tidak ada efek
samping dalam jangka panjang/ gangguan pada akseptor minimal sekali, luka
kecil, cepat sembuh, dan mempunyai nilai kosmetik, berkurangnya resiko kanker
ovarium.
2.
Kekurangan
Harus dipertimbangkan sifat
permanen metode kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan kembali) kecuali dengan
operasi rekanalisasi, salah elekiro koagulasi : ligamentum rotundum disangka
tuba, salah seleksi penderita telah mulai hamil, emboli udara, peumothorak,
emfisema Mediastinalis, rasa sakit / tidak nyaman dalam jangka pendek setelah
tindakan operasi, tidak melindungi diri dari PMS, termasuk HIV/ AIDS.
2.3.7
Komplikasi pemasangan MOW
Glesier (2005) menyatakan bahwa komplikasi
dari pemasangan metode operatif wanita yaitu :
1.
Operasi memiliki angka
mortalitas operasi yang rendah yaitu < 8 per 100.000 operasi
2.
Kerusakan pembuluh darah atau
kerusakan terhadap usus atau organ internal lain dapat terjadi selama tindakan
dan biasanya diketahui saat operasi. Dengan demikian wanita perlu diberi tahu
bahwa kadang- kadang diperlukan laparotomi sehingga pasien mungkin perlu
tinggal lebih lama di rumah sakit, Pada setiap pasien yang mengalami demam,
nyeri, dan rigiditas abdomen yang tidak dapat dijelaskan dalam 2 minggu.
3.
Penyakit tromboembolus jarang
terjadi, tetapi lebih besar kemungkinannya untuk terjadi apabila prosedur
dilakukan segera setelah melahirkan.
4.
Kadang-kadang terjadi infeksi
atau pengeluaran cairan dari luka operasi dan hal ini dapat ditangani secara
simtomatis.
5.
Komplikasi lambat yang terjadi
antara lain : Pola perdarahan menstruasi, sindrom pasca sterilisasi tuba
seperti : nyeri abdomen, dispareunia, eksaserbasi
sindrom pramenstruasi atau dismenorea, dan masalah emosi atau psikoseksual,
obstruksi usus, kehamilan ektopik.
2.4
Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu yang
abstrak logika secara harfiah akan membantu peneliti dalam menghubungkan hasil
penemuan dengan body of knowledge
(Nursalam,2008). Kerangka konsep pada penelitian ini sebagai berikut:
Keterangan
: Diteliti
: Tidak diteliti
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Gambaran Pengetahuan Akseptor KB Tentang Kontrasepsi Tubektomi Di Desa
Tampungerejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1
Desain Penelitian
Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat
penting dalam penelitian, kemungkinan pengontrolan maksimal beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi akurasi suatu hasil. Desain penelitian merupakan suatu
strategi penelitian dalam mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan
akhir pengumpulan data (Nursalam, 2008).
Penelitian ini menggunakan penelitian
deskriptif yang artinya mengkaji suatu fenomena berdasarkan fakta empiris di
lapangan dan disajikan secara apa adanya karena dalam penelitian ini peneliti
hanya menggambarkan pengetahuan akseptor KB tentang metode kontrasepsi
tubektomi dengan pendekatan cross
sectional (hubungan dan asosiasi) adalah jenis penelitian yang menekankan
waktu pengukuran/observasi data variabel independen dan dependen hanya satu
kali pada saat itu. (Nursalam, 2008).
3.2
Kerangka Kerja
Kerangka kerja adalah pentahapan atas
langkah dalam aktivitas ilmiah yang dilakukan dalam melakukan penelitian
(Kegiatan sejak awal sampai akhir penelitian) (Nursalam, 2008).
Populasi
Seluruh akseptor KB tubektomi di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri
Kabupaten Mojokerto sebanyak 53 orang
|
Sampel
Sebagian akseptor KB tubektomi di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri
Kabupaten Mojokerto berjumlah yang memenuhi kriteria penelitian sebanyak
47 orang
|
Sampling
Menggunakan purposive
sampling
|
Pengumpulan data
Dengan menggunakan kuesioner
|
Analisa data
Editing,coding, scoring, dan tabulating
|
Hasil dan Pembahasan
|
Kesimpulan dan saran
|
Gambar 3.1 Kerangka Kerja Gambaran
Pengetahuan Akseptor KB Tentang Kontrasepsi Tubektomi di Desa Tampungrejo
Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto
3.3
Sampling Desain
3.3.1
Populasi
Populasi adalah seluruh obyek penelitian
atau obyek yang diteliti tersebut (Notoatmodjo, 2006). Pada penelitian ini
populasinya adalah Seluruh akseptor KB steril di Desa Tampungrejo Kecamatan
Puri Kabupaten Mojokerto sebanyak 53 orang.
3.3.2
Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari
keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap bisa mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo,
2005). Sampel pada penelitian ini adalah sebagian 47 akseptor KB di Desa
Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto yang memenuhi kriteria
penelitian sebagai berikut :
1.
Akseptor KB yang bersedia
menjadi responden
2.
Akseptor KB yang berusia lebih
dari 30 tahun dengan paritas lebih dari 3
3.
Akseptor KB yang mempunyai anak
pertama usia > 7 tahun
n =
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
d = Tingkat signifikasi (ρ= 0,05)
Jumlah akseptor KB di Desa
Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto yang memenuhi kriteria
penelitian adalah :
n =
=
=
=
46,8
=
47 responden
3.3.3
Sampling
Sampling atau pengambilan sampel adalah
suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi
(Nursalam, 2008). Karena dalam penelitian ini ada selang waktu antara studi
pendahuluan dengan waktu penelitian maka pada saat dilakukan penelitian
populasi dari penelitian ini dapat berubah sesuai dengan kondisi responden oleh
karena itu penelitian ini non probability sampling tipe purposive sampling yaitu suatu tehnik penetapan sampel
dengan cara memilih diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti
(Nursalam, 2008).
3.4
Identifikasi Variabel
Variabel adalah suatu ukuran atau ciri yang
dimiliki oleh anggota suatu kelompok (orang, benda, situasi) yang berada dengan
yang dimiliki oleh kelompol tersebut (Nursalam, 2008). Variabel dalam
penelitian ini adalah pengetahuan akseptor KB tentang kontrasepsi tubektomi.
3.5
Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan
variabel secara operasional dan berdasarkan karakteristik yang diteliti,
memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat
terahadap suatu obyek yang atau fenomena (Hidayat, 2007).
Tabel 3.1 Definisi
Operasional Gambaran Pengetahuan Akseptor KB Tentang Kontrasepsi Tubektomi di
Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto
Variabel
|
Definisi
Operasional
|
Indikator
|
Alat
ukur
|
Skala
|
Skor
|
Gambaran pengetahuan akseptor KB tentang kontrasepsi tubektomi
|
Segala sesuatu yang diketahui akseptor KB tentang kontrasepsi
tubektomi
|
1. Pengertian
2. Indikasi
dan kontraindikasi
3. Syarat-syarat
4. Waktu pelaksanaan
5. Keuntungan dan kerugian
|
Kuesioner
|
Ordinal
|
Benar = 1
Salah = 0
Kriteria penilaian :
1. Baik 76-100%
2. Cukup 56-75%
3. Kurang Baik
<
56%
|
3.6
Pengumpulan Data dan Analisa Data
3.6.1
Prosedur Pengumpulan Data
1.
Proses pengumpulan data
Setelah mendapat izin dari
Ketua STIKES Dian Husada kemudian
diajukan ke Bupati, lalu ke BAKESBANGPOLINMAS dan Dinas Kesehatan kemudian memohon surat untuk diajukan ke
Kepala Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto kemudian peneliti
mengadakan pendekatan kepada responden untuk mendapatkan persetujuan sebagai
sampel. Terlebih dahulu peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian.
Setelah responden bersedia, surat persetujuan menjadi
responden dibagikan untuk ditandatangani oleh responden, lalu quesioner dibagikan pada responden. Setelah
responden selesai mengerjakan quesioner diteliti kelengkapannya, bila belum
lengkap responden diminta untuk melengkapinya kemudian
dikumpulkan.
2.
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat pada waktu
penelitian menggunakan metode sesuatu (Arikunto, 2007). Pada penelitian ini
menggunakan kuesioner atau angket yang diberikan kepada responden dengan
pertanyaan dan jawaban yang sudah tersedia. Kuesioner merupakan daftar
pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dimana responden
(dalam hal angket) tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan
tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo, 2005). Kuesioner dalam penelitian berisi
pertanyaan pengetahuan akseptor KB tentang kontrasepsi tubektomi sebanyak 12
soal.
3.
Waktu dan tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa
Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto pada bulan April - Mei 2011.
3.6.2
Analisa Data
Langkah - langkah yang dilakukan peneliti
dalam analisa data sebagai berikut :
1.
Editing
Seluruh data yang berkumpul diperiksa
kembali oleh peneliti di lapangan untuk memastikan semua jawaban setelah diisi
dan sesuai dengan maksud pertanyaan.
2.
Coding
Coding adalah pekerjaan memindahkan data dari daftar pertanyaan ke daftar
yang akan memberikan informasi. Data yang diubah menjadi bentuk angka untuk
mempermudah peneliti dalam mengolah data.
3.
Scoring
Memberi skor pada tiap butir soal sesuai
dengan menggunakan ketentuan sebagai berikut :
Untuk menjawab yang benar diberi skor 1 dan
jawaban yang salah diberi skor 0, hasil jawaban dari pembobotan, kemudian
dijumlahkan dan dibandingkan dengan skor tertinggi lalu dikalikan 100%.
Rumus yang digunakan :
Keterangan :
N : Nilai yang didapat
Sp : Skor yang didapat
Sm : Skor maksimal
Hasil penelitian ini dijadikan dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi kemudian diberi interpretasi atas data tersebut
berdasarkan parameter yang dipakai dengan kriteria kualitatif (Nursalam, 2008) :
1).
Pengetahuan baik : bila didapatkan hasil 76-100%
2).
Pengetahuan cukup : bila didapatkan hasil 56-75%
3).
Pengetahuan kurang : bila didapatkan hasil
< 56%
4.
Tabulating
Merupakan kegiatan untuk mengelompokkan data
sesuai dengan kriteria masing-masing. Kemudian kegiatan yang dilakukan adalah :
1).
Memberi skoring pada item yang
ditentukan dalam definisi operasional.
2).
Menggunakan jenis data jika
diperlukan disesuaikan atau dimodifikasi dengan teknik analisa yang digunakan.
3).
Kemudian disajikan dalam tabel
distribusi frekuensi dengan kriteria sebagai berikut (Arikunto, 2006)
(1).
100 % :
Seluruhnya
(2).
75-99 % :
Hampir seluruhnya
(3).
51 -74 %
: Sebagian Besar
(4).
50 % : Setengahnya
(5).
25 - 49 % :
Hampir setengahnya
(6).
1-24 % :
Sebagian kecil
(7).
0 % : Tidak satupun
3.7
Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti
menekankan masalah etika dalam penelitian meliputi (Arikunto, 2006).
3.7.1 Informed Consent (lembar persetujuan)
Lembar persetujuan merupakan cara
persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan
lembar persetujuan, sehingga responden dapat memutuskan apakah bersedia atau
tidak bersedia diikutikan dalam penelitian.
3.7.2 Anonimity (Tanpa
nama)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas
responden. Peneliti tidak memberikan
nama responden pada lembar kuesioner
dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data
3.7.3 Confidentiality (Kerahasiaan)
Untuk menjamin kerahasiaan dari hasil
penelitian baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang
telah dikumpulkan di jamin kerahasiaannya oleh peneliti. Hanya data tertentu
yang akan dilaporkan pada hasil riset.
3.8
Keterbatasan
1.
Instrumen
pengumpulan data (kuesioner) dirancang oleh peneliti sendiri dan belum pernah
diuji coba.
2.
Peneliti
merupakan peneliti pemula dan kurang berpengalaman dalam melakukan penelitian
sehingga hasil penelitian belum dapat seoptimal mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES.2009.Buku Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta :JICA.
Hartono,
H .2004. Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
Hanafi, Hartanto. 2010. Keluarga
Berencana Dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
Handayani Sri.
2010 Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogjakarta Pustaka Rihama.
http://kesmas-unsoed.blogspot.com/2010/12/keluarga-berencana-kb-dan-kontrasepsi.html.Diakses pada Tanggal 24 Maret 2011 Jam 19.00 WIB
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Bidan. Jakarta
: EGC.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : EGC.
Meilani, Niken, dkk.
2010. Pelayanan Keluarga Berencana (
Dilengkapi dengan Penuntun Belajar ). Yogyakarta : Fitramaya
Meliono,
Irmayanti, Dkk. 2007 MPKT Modul 1. Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI (online).(http://id.wikipedia.org,
diakses tanggal 25 maret 2011).
Muhibbinsyah. 2004. Psikologi Pendidikan Kesehatan. Jakarta : Rhineka
Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo soekidjo.2010.Ilmu Perilaku Kesehatan.Jakarta Rineka putra.
Nursalam. 2005. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmodjo soekidjo. 2008. Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Proverawati, Atika dkk. 2010. Panduan Memilih Kontrasepsi. Yogjakarta : Medical
Book.
Rustam,
Mochtar. 1998. Sinopsis Obstetri.
Jakarta : EGC
Syaifudin. 2006. Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta :YBP-SP.
Sarwono. 2004. Ilmu Kebidanan.Jakarta
: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka
Sumber
http/id.wikipedia.org’wiki’Pengetahuan.diakses
tanggal 25 maret 2011.
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Penelitian
4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian
Desa Tampungrejo adalah
desa yang terletak di Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto dengan luas 233.565 ha Adapun batas
wilayah Desa Tampungrejo yaitu sebelah utara berbatasan dengan Desa ploso sari kec.puri sebelah selatan berbatasan dengan Desa padang asri kec. Jati rejo
sebelah barat berbatasan dengan Desa semengko
kec.jati rejo dan sebelah timur berbatasan dengan
Desa sambilawang kec. Dlanggu, Jumlah
penduduk Desa Tampungrejo sebanyak 2435 jiwa dengan rincian penduduk laki – laki
sebanyak 1158 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 1277 jiwa,
fasilitas yang ada di Desa Tampungrejo Kec. Puri Kab. Mojokerto terdapat 1 SD,
1 SMP swasta, 2 musholla, dan 1 Polindes,mata
pencaharian penduduk di Desa Tampungrejo sebagian besar sebagai petani dan rata-rata penduduknya
berpendidikan dasar.
4.1.2 Data Umum
1.
Karakteristik
Responden Berdasarkan Umur
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan Umur di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten
Mojokerto Juni 2011
No
|
Usia
|
Frekuensi
|
Prosentase %
|
1.
2.
|
20 – 35 th
> 35 th
|
22
25
|
46,8
53,2
|
Jumlah
|
47
|
100
|
Sumber
:
Kuesioner Juni 2011
Dari tabel 4.1 didapatkan data usia responden
lebih dari separuh berusia >35
sebanyak 25 responden (53,2 %).
2.
Karakteristik Responden
Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan Pendidikan di di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri
Kabupaten Mojokerto juni 2011
No
|
Pendidikan
|
Frekuensi
|
Prosentase %
|
1.
2.
3.
|
Dasar
Menengah
Pendidikan tinggi
|
33
10
4
|
70,2
21,3
8,5
|
Jumlah
|
47
|
100
|
Sumber
:
Kuesioner Juni 2011
Dari tabel 4.2 didapatkan data
pendidikan responden hampir
seluruhnya responden
berpendidikan dasar sebanyak 33 responden (48 %).
3.
Karakteristik
Responden Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten
Mojokerto Juni 2011
No
|
Pekerjaan
|
Frekuensi
|
Prosentase %
|
1.
2.
3.
4.
|
PNS
Wiraswasta
Buruh tani
Ibu rumah tangga
|
2
4
9
32
|
4,3
8,5
19,1
68,1
|
Jumlah
|
47
|
100
|
Sumber
:
Kuesioner Juni 2011
Dari tabel 4.3 didapatkan data
pekerjaan responden sebagian besar bekerja
atau sebagai ibu rumah tangga sebanyak 32 responden
(68,1%).
4.
Karakteristik
Responden Berdasarkan Paritas
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan Paritas di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten
Mojokerto Juni 2011
No
|
Paritas
|
Frekuensi
|
Prosentase %
|
1.
2.
3.
|
1
2
> 3
|
9
11
27
|
19,1
23,4
57,5
|
Jumlah
|
47
|
100
|
Sumber
:
Kuesioner Juni 2011
Dari tabel 4.4 didapatkan data paritas
responden lebih dari separuh mempunyai anak > 3 sebanyak 27 responden (57,5%).
4.1.3
Data Khusus
1.
Pengetahuan Tentang
Kontrasepsi Tubektomi
Tabel 4.5 Distribusi
Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Akseptor KB Tentang
Kontrasepsi Tubektomi di Desa Tampungrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto
Juni 2011
No
|
Tingkat Pengetahuan
|
Frekuensi
|
Prosentase %
|
1
2
3
|
Baik
Cukup
Kurang
|
3
17
27
|
6,4
36,2
57,4
|
Jumlah
|
47
|
100
|
Sumber
:
Kuesioner Juni 2011
Dari tabel 4.5 didapatkan data pengetahuan responden tentang kontrasepsi Tubektomi
sebagian besar berpengetahuan kurang sebanyak 27 responden (57,4%)
4.2
Pembahasan
Hasil penelitan yang dilakukan di Desa Tampungrejo
Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto terhadap 47 responden menunjukkan hasil bahwa sebagian
besar responden (57,4%) mempunyai pengetahuan kurang balik tentang kontrasepsi tubektomi yaitu 27 responden. Faktor- faktor
yang mempengaruhi pengetahuan yaitu umur, pendidikan pekerjaan serta pengalaman
yang dimiliki oleh responden.
Pengetahuan adalah merupakan hasil ‘‘tahu” dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Pengetahuan atau kognitif rnerupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tingkatan seseorang (over
behavior) (Notoatmodjo, 2010).
Berdasarkan umur responden pada table 4.1 diperoleh
bahwa sebagian besar responden (53,2%) berusia > 35 tahun sebanyak 25 responden. Menurut
Mubarak (2007) menyatakan bahwa dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi
perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara
garis besar ada 4 kategori perubahan pertama ; perubahan ukuran, kedua;
perubahan proporsi, ketiga; hilangnya ciri-ciri lama, keempat; timbulnya
ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek
psikologis atau mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.Responden
pada penelitian ini tergolong pada usia dewasa dimana pada usia ini proses
berfikir seseorang sudah dapat dikatakan matang, maka seharusnya mereka mampu
untuk mencari solusi dari suatu permasalahan yang sedang dihadapi terutama
masalah penggunaan alat kontrasepsi. Banyaknya responden yang mempunyai
pengetahuan kurang tentang alat kontrasepsi tubektomi kemungkinan karena mereka
masih belum memperoleh informasi yang cukup tentang alat kontrasepsi itu, serta
karena responden merasa masih belum waktunya untuk menggunakan kontrasepsi
tersebut, sehingga mereka tidak mau meningkatkan pengetahuan mereka tentang
alat kontrasepsi tubektomi.
Berdasarkan karakteristik pendidikan
responden diperoleh data bahwa hampir seluruhnya
responden (70,2%) mempunyai latar belakang pendidikan dasar (SD, SLTP) yaitu sebanyak 33 responden. Latipun (2004) menyatakan bahwa pengetahuan
sangat erat kaitannya dengan pendidikan karena pengetahuan dipengaruhi oleh
pendidikan formal, dengan adanya pendidikan formal diharapkan pengetahuan
seseorang akan semakin luas. Pendidikan responden pada penelitian ini tergolong
pendidikan dasar, sehingga mereka akan mengalami kesulitan dalam memahami
informasi yang diberikan, terutama tentang masalah kesehatan (masalah alat
kontrasepsi), kurangnya responden dalam mengerti tentang alat kontrasepsi yang
diberikan, sehingga banyak responden yang mempunyai pengetahuan kurang.
Pekerjaan responden dapat pula
mempengaruhi pengetahuan responden, dimana pada table 4.3 diperoleh data bahwa
sebagian besar responden
(68,1 %) tidak bekerja atau sebagian ibu rumah tangga sebanyak 32 orang .Hal
ini menunjukkan bahwa responden mempunyai banyak waktu luang untuk mencari
informasi tentang netode kontrasepsi yang baik melalui bertukar informasi
dengan teman, lingkungan atau mengikuti penyuluhan yang dilakukan tenaga
kesehatan serta dapat memperolah informasi dari media cetak maupun elektronik.
Akan tetapi adanya pandangan masyarakat yang menyatakan bahwa kebanyakan alat
kontrasepsi metode operatif wanita hanya untuk ibu yang sudah mau memasuki usia
lanjut. Kemungkinan informasi yang diterima oleh responden kebanyakan akan
berpendapat seperti itu,sehingga banyak responden yang mempuyai informasi yang
kurang tentang alat kontrassepsi tubektomi sesuai dengan teori mubarok (2007)
yang menyatakan bahwa kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu
mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru.
Berdasarkan jumlah paritas responden diperoleh data pada tabel 4.4 hampir
setengahnya responden (57,5%) mempunyai mempunyai banyak anak > 3 yaitu 27 responden. Latipun
(2004) menyatakan bahwa kebudayaan adalah gagasan dan karya manusia yang harus
dibiasakan debgan belajar beserta keseluruan dari hasil budi dan karyanya ,keadaan ini menunjukkan bahwa respoden mempunyai cukup banyak pengalaman
dalam menggunakan kontrasepsi.banyak responden yang mempunyai pengetahuan
kurang kemungkinan karena budaya responden dimasyarakat bahwa alat kontrasepsi
hanya digunakan pada saat menjelang usia tua atau juga karena informasi yang
diterima dari tenaga kesehatan masih kurang dan responden enggan mencari
informasi yang lain.
Sesuai dengan teori yang telah
dibahas sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat pengetahuan akseptor
KB tentang alat kontrasepsi tubektomi dipengaruhi oleh faktor pendidikan, usia,
dan pekerjaan.
BAB 5
SIMPULAN DAN
SARAN
5.1
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data bahwa sebagian besar responden berpengetahuan kurang sebanyak 27 responden (57,4%)
5.2
Saran
5.2.1 Bagi Peneliti selanjutnya
Diharapkan dapat mengkaji lebih dalam lagi bagi peneliti
berikutnya dan dapat dipergunakan hasil penelitian ini sebagai data awal sehungga
hasil penelitian dapat lebih optimal dan dapat membanggakan ilmu tentang
penggunaan alat kontrasepsi .
5.2.2 Bagi Responden
Diharapkan responden lebih
meningkatkan informasi yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan pengetahuan responden tentang alat kontrasepsi,
baok melalui media cetak, elektronik, maupun mengikiti penyuluhan dari tenaga
kesehatan.
5.2.3 Bagi Institusi Pendidikan
Hendaknya institusi pendidikan lebih
meningkatkan pengetahuan tentang alat kontrasepsi dengan cara menambah
literatur kepustakaan sehingga dapat menunjang materi tentang alat kontrasepsi
sehingga proses pembelajaran dapat lebih aplikatif lagi dan dapat dipahami oleh
mahasiawa.
5.2.4 Bagi
Pelayanan Kesehatan
Diharapkan lebih intensif lagi dalam
memberikan pendidikan kesehatan terutama tentang alat kontrasepsi metode
opertatif wanita sehingga masyarakat lebih mengerti dan memahami tentang alat
kontrasepsi yang cocok dan sesuai dengan kondisi kesehstan mereka.
TABULASI DATA KHUSUS PENGETAHUAN
No
Responden
|
Usia
|
Pendidikan
|
Pekerjaan
|
Paritas
|
No.
Soal
|
Skor
|
Prosentase
(%)
|
Kriteria
|
|||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
||||||||
1.
|
1
|
1
|
4
|
2
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
9
|
25
|
Kurang
|
2.
|
1
|
1
|
4
|
3
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
9
|
25
|
Kurang
|
3.
|
2
|
1
|
3
|
2
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
6
|
50
|
Kurang
|
4.
|
1
|
1
|
4
|
3
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
6
|
50
|
Kurang
|
5.
|
2
|
1
|
4
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
4
|
33,3
|
Kurang
|
6.
|
2
|
2
|
3
|
3
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
8
|
66,7
|
Cukup
|
7.
|
1
|
3
|
1
|
3
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
9
|
75
|
Cukup
|
8.
|
1
|
2
|
4
|
2
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
7
|
58,3
|
Cukup
|
9.
|
2
|
1
|
4
|
3
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
5
|
41,7
|
Kurang
|
10.
|
2
|
1
|
3
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
5
|
41,7
|
Kurang
|
11.
|
1
|
1
|
4
|
3
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
6
|
50
|
Kurang
|
12.
|
2
|
1
|
4
|
2
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
4
|
33,3
|
Kurang
|
13.
|
2
|
2
|
3
|
3
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
7
|
58,3
|
Cukup
|
14.
|
1
|
2
|
4
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
9
|
75
|
Cukup
|
15.
|
2
|
1
|
4
|
3
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
7
|
58,3
|
Cukup
|
16.
|
1
|
1
|
4
|
3
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
5
|
41,7
|
Kurang
|
17.
|
2
|
1
|
3
|
2
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
5
|
41,7
|
Kurang
|
18.
|
1
|
1
|
4
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
4
|
33,3
|
Kurang
|
19.
|
2
|
2
|
2
|
3
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
7
|
58,3
|
Cukup
|
20.
|
1
|
1
|
4
|
3
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
4
|
33,3
|
Kurang
|
21.
|
2
|
3
|
2
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
9
|
75
|
Cukup
|
22.
|
2
|
1
|
4
|
3
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
6
|
50
|
Kurang
|
23.
|
1
|
1
|
4
|
2
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
3
|
25
|
Kurang
|
24.
|
2
|
1
|
4
|
3
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
4
|
33,3
|
Kurang
|
25.
|
1
|
2
|
2
|
3
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
9
|
75
|
Cukup
|
26.
|
1
|
1
|
4
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
5
|
41,7
|
Kurang
|
27.
|
2
|
1
|
4
|
3
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
4
|
33,3
|
Kurang
|
28.
|
1
|
1
|
4
|
3
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
4
|
33,3
|
Kurang
|
29.
|
2
|
2
|
3
|
2
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
7
|
50,3
|
Kurang
|
30.
|
2
|
1
|
4
|
3
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
4
|
33,3
|
Kurang
|
31.
|
1
|
1
|
4
|
3
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
3
|
25
|
Kurang
|
32.
|
2
|
1
|
4
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
6
|
50
|
Kurang
|
33.
|
1
|
2
|
3
|
3
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
8
|
66,7
|
Cukup
|
34.
|
2
|
3
|
4
|
3
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
10
|
83,3
|
Baik
|
35.
|
2
|
1
|
4
|
2
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
5
|
41,7
|
Kurang
|
36.
|
1
|
2
|
4
|
3
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
7
|
58,3
|
Kurang
|
37.
|
2
|
1
|
3
|
2
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
3
|
25
|
Kurang
|
38.
|
2
|
1
|
4
|
3
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
5
|
41,7
|
Kurang
|
39.
|
1
|
1
|
4
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
4
|
33,3
|
Kurang
|
40.
|
2
|
1
|
3
|
3
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
6
|
50
|
Kurang
|
41.
|
1
|
1
|
4
|
2
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
6
|
50
|
Kurang
|
42.
|
2
|
1
|
4
|
3
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
5
|
41,7
|
Kurang
|
43.
|
1
|
1
|
4
|
3
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
4
|
33,3
|
Kurang
|
44.
|
2
|
2
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
10
|
53,3
|
Kurang
|
45.
|
1
|
1
|
4
|
2
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
5
|
41,7
|
Kurang
|
46.
|
1
|
1
|
4
|
3
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
6
|
50
|
Kurang
|
47.
|
2
|
3
|
2
|
3
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
9
|
75
|
Cukup
|
Keterangan :
Umur :
|
Pendidikan :
|
Pekerjaan :
|
Paritas :
|
||||
1
|
= 20-35 th
|
1
|
= SD/SMP
|
1
|
= Pegawai
Negeri Sipil (PNS)
|
1
|
= 1
|
2
|
= > 35 th
|
2
|
= SMU
|
2
|
= Swasta
|
2
|
= 2
|
3
|
= Perguruan
Tinggi (PT)
|
3
|
= Buruh Tani
|
3
|
= > 3
|
||
|
|
4
|
= IRT
|
|
|
Kriteria
Baik : 76 – 100 %
Cukup : 56 – 76 %
Kurang : < 56 %
RUMAH SAKIT ISLAM SAKINAH MOJOKERTO
BalasHapusJalan RA Basuni 12 Sooko
Kabupaten Mojokerto
Jawa Timur indonesia
Phone: (0321)
321922,326991,329669.383715
Sms:085746300533
Fax: (0321) 329670
Email: rsisakinah@telkom.net
keren
BalasHapus